Halaman

Teman teman..

silahkan di baca, diulek dan di bumbui...



Kamis, 19 Agustus 2010

Kurasa akupun bisa bersiul…

Kurasa akupun bisa bersiul…

Teknik bersiul yang seiring dengan teknik/kemampuan berbicara tumbuh dalam hadirat seseorang dan di dapat cuma cuma hanya dengan mendengar dan melihat orang lain melakukannya. Pada umur pra-talk, anak anak akan menirukan saja apa yang dia dengar dan lihat dari orang di sekitarnya khususnya orang tuanya. Tidak banyak yang menyadari bahwa siulan pun suatu mean untuk berkomunikasi…

Contohnya :
- memanggil burung anduhur..
- mamistak itoan-i... (mem-prikitiiw cewe)
- memberitahu secara tidak langsung kalau ada orang di kamar mandi.

Sepertinya siulan juga sudah lama masuk kedalam bagian dari suatu nyanyian, misalkan lah Wind of Change nya scorpion, New York New York, ... belum pernah dengar kalok lagu batak.

Secara rekonstruksi alat bunyi maka cara bersiul yang paling lazim adalah memajukan kedua bibir membentuk corong sehingga terbentuk rongga di antaranya dengan diameter lebih kurang setengah senti meter, lidah di tekuk sehingga ujungnya berada diantara pangkal gigi dan gusi bagian bawah, persis sewaktu melafalkan teknik ”a” dalam bernyanyi. Pernafasan yang digunakan adalah pernafasan dada, sehingga hitungan birama dari bersiul tidak akan lama... Saya membayangkan lagi lagi Over the Rainbow dinyanyikan dengan siulan di iringi gitar klasik dan biola sopran... sama seperti makan attajau muda (jambu batu muda) dengan kecap dan cabe... sodaf...

Ada korelasi yang pasti antara bersiul dengan suasana hati.. datung hea jolma na mangandungi dengan siulan....anggo pola adong na mangandung sambil mar-mil-mil, olo sundat ro ulos saput.... (tidak mungkin ada orang yang sedih sambil bersiul). Biasanya siulan terjadi pada suasana hati yang riang, aktifitas yang ringan dan menyenangkan... coba bayangkan bersiul sambil marhata sinamot (memberikan seserahan), kan ngga olo naik sinamot i ala ni sogo ni roha ? (kemungkinan seserahannya tidak diterima) Tapi di sisi lain, manifestasi dari kegembiraan tertinggi yaitu tertawa, tidak bisa di padankan dengan siulan, sebab tidak ada manusia yang bisa tertawa sambil bersiul..

Cukuplah pengantarnya... sotung sanga male.... (jangan sempat setengah lapar)

Percayakah kita kalau Allah-pun bersiul ?

Di Zakaria 10 : 8 dituliskan
Aku akan bersiul (hiss)memanggil mereka dan Aku akan mengumpulkan mereka, sebab Aku sudah membebaskan mereka, dan jumlah mereka menjadi banyak seperti dahulu.

Dalam perikop ini siulan yang digunakan sebagai kegembiraan Allah setelah Allah menyatakan pembelaanNya dan perlindunganNya terhadap umat pilihannya. Siulan ini jauh lebih bermakna dari sekedar siulan mamanggil anduhur/ambaroba...
Sebenarnya inti dari tulisan ini adalah, kesederhanaan sesuatu gerak/benda/kerja, katakanlah siul, bisa menjadi suatu yang sangat agung sesuai dengan karakter, sikap, motivasi dan kondisi si pelaku..
- siulan yang ditujukan kepada lawan jenis yang lewat didepan mata bisa menjadi penghinaan
- tetapi siulan yang ditujukan kepada seorang maestro yang selesai memainkan biolanya... akan menjadi makna yang tidak terlupakan.
Hal (prinsip) ini tidak hanya berlaku untuk mil-mil atau siul, bahkan lirikan, guman, tawa dan canda (sebab canda juga bisa berakibat negative bisa tanpa hikmat) atau hal yang lebih besar lainnya bisa menjadi lebih bermakna, apabila kita memberikan bobot baginya...

Daga.. ... kata pemazmur juga, burung bersiul dari antara daun daunan..... he hehehehe

js
(papa angelo, dan papanya jesse juga)