Halaman

Teman teman..

silahkan di baca, diulek dan di bumbui...



Kamis, 30 September 2010

Gading Retak Mahal Harganya

(orang yang belum sempurna tetapi di benarkan).

Kata Gading pasti berasosiasi dengan Gajah, sebab tidak mungkin seekor tringgiling memiliki gading. Paling paling kalaupun ada assosiasi yang lain adalah Kelapa Gading dan Gading Marthen atau lagu taradigading dang dingdang dong..

Kalau saya disuruh memilih untuk punya gading yang menempel di tubuh saya atau tidak, maka saya akan memilih tidak, karena kalau saya punya gading maka saya akan menjadi Gajah Sianturi, tidak singkron, karena Gajah juga adalah salah satu Marga dari puak batak yang lain. Saya jadi tidak konsisten dong menggunakan dua marga sekaligus… hahahahah… cukuplah awalan ngawurnya…

Gading Gajah kegunaan nya bukan saja pada saat gajah itu hidup, bahkan setelah mati pun gading nya masih diperbutkan orang. Kolektor gajah rela untuk merogoh tabungan simpedes untuk bisa mendapatkan gading ini. Entah itu dipajang di dinding, entah itu diparbantal, atau dijadikan tusuk gigi. Di masyarakat maumere, gading gajah adalah tabungan, disimpan untuk dijual pada saat memerlukan uang, bahkan bisa di gadaikan di kantor pegadaian. Gading gajah merupakan ukuran status sosial, kekayaan, mas kawin, dan bahkan tabungan untuk masa depan pendidikan anak-anak mereka.

Bentuk fisik gading gajah menurut saya tidak terlalu menarik (hehehehe ) mirip dengan singkong kalau sudah di kelupas, bedanya singkong bisa diiris di goreng jadi kripik tambah enak lagi kalau di balado….kalau gading tidak. Pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak” adalah arti sebenarnya dari fisik sebuah gading. Setiap gading memiliki retak di beberapa bagiannya. Tapi walaupun dia retak, seperti judul tulisan ini, dia tetap mahal dan berharga.

Ilustrasi gading gajah ini melintas di pikiran saya pada saat saya ke kantor pagi ini, saya hamper saja menabrak seorang tua yang mengendarai sepeda motor scoopy, dia berada dijalur yang salah, saya berasumsi tidak lah mungkin ada motor yang melewati jalan itu karena bukan jalurnya… Tetapi memang beliau sedang melaju di jalur itu. Singkat cerita, saya seketika mengerem kendaraan dan Tuhan melindungi kami berdua, saya langsung turun, maksud awalnya ingin membentak tapi yang terjadi adalah saya minta maaf. Seandainya saya membentak (karena merasa benar) maka persoalan akan panjang, tapi saat saya meminta maaf, pesoalan beres.

Kemudian setelahnya terbersit tentang kesempurnaan manusia dalam benak saya. Setelah belajar banyak untuk tidak berasumsi (tidak akan ada orang yang melintas di jalur ini), dan belajar banyak tentang respon (keinginan untuk membentak) ternyata secara manusia yang sekarang, saya masih jauh dari kesempurnaan.

Sebenarnya pada saat kita ditebus, bukan dengan harta, emas atau gading gajah, bukan pula ditebus dengan bubur kacang ijo atau mie gomak, tapi penebusan yang sempurna dengan darahNya.

1. Tebusan yang Fantastis (1 Petrus 1 : 18-19)


(18) Kalian tahu apa yang sudah dibayarkan untuk membebaskan kalian dari kehidupan yang sia-sia yang diwariskan oleh nenek moyangmu. Bayarannya bukanlah sesuatu yang bisa rusak seperti perak atau emas,
(19) melainkan sesuatu yang sangat berharga; yaitu diri Kristus sendiri, yang menjadi sebagai domba yang dikurbankan kepada Allah tanpa cacat atau cela

Bahkan sebelum ditebus kita pun diciptakan segambar dengan Allah, ada yang bilang malaikat lebih tinggi kastanya dari manusia. Sebenarnya manusia (yang segambar dengan Allah) merupakan ciptaan tertinggi dari Allah.


2. Segambar dengan Pencipta (Kejadian 1 : 26 - 27)


(26) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
(27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.


Dari kedua fakta Alkitab diatas maka sebenarnya kita mempunyai potensi untuk menjadi sempurna seperti Allah, pada saat kita jatuh dalam dosa pun, darah Nya menyucikan kita untuk kembali kepada track menuju kesempurnaan.

Nah… sekarang apa implementasinya ?

“Tak ada gading yang tak retak” seringkali kita gunakan untuk menutupi kelemahan dan ketidaksempurnaan kita, kekhilafan ataupun kealpaan kita. Ini menjadi excuse atau dalih yang ampuh saat kita tidak memenuhi tanggungjawab kita. Sebaiknya modus seperti ini sudah harus kita tinggalkan. Bertanggungjawablah sebagai orang benar yang belum sempurna.

Ada beberapa point yang ingin disharingkan pada tulisan ini:
1. Pada saat kita katakan “aku belum bisa mengampuni suami/istri ku” maka kita berdalih seperti gading yang retak, tapi ingatlah kita punya potensi untuk mengampuni.


2. Pada saat kita dianiaya, disingkirkan dan dikucilkan, jangan katakan aku tidak bisa memaafkan mereka, sebab Tuhan menciptakan kita sebagai individu yang bisa seperti dia memaafkan tanpa membalas.


3. Memang daging lemah tetani roh penurut, maka latih lah rohmu agar lebih kuat dan menjadi driver utama dalam kehidupan kita. Seorang yang sakit fisik tentu akan susah untuk makan, demikian juga dengan yang sakit rohani, mungkin kita sudah mulai bosan dan malas untuk bersekutu, mendengarkan kotbah makanan rohani, mungkin itu tandanya roh kita lagi “sakit”.

4. Jangan tunggu sampai kita sempurna untuk mulai melayani Tuhan. Jangan tunggu sampai punya waktu, jangan tunggu sampai banyak harta. Sebab melalui pelayananlah kesempurnaan bisa tercapai. Pelayanan bukan berbicara tinggal dan beraktivitas di rumah ibadah.

5. Tapi mari memulai dari hal yang utama di rumah, setiap suami sayangilah istrimu, berhenti mengekang potensinya dengan perkataan yang tidak membangun. Para istri tunduk lah pada suami seperti Kristus tunduk pada Bapa, jadilah penolong yang sepadan bukan perongrong yang sejati. Para anak dengarkan lah didikan ayahmu dan ajaran ibumu, sebab mahkota bagi kepalamu dan kalung yang indah bagi leher mu.

Akhirnya bila kita masih belum bisa melakukan sesuatu secara sempurna, jangan katakan “tak ada gading yang tak retak” tapi katakanlah “gading yang retak ini, mahal harganya”



Terimakasih
Tuhan memberkati, selamat berakhir pekan


Js – balikpapan 01 Oct 2010
(gading retak yang mahal harganya)


Kamis, 23 September 2010

PROSES..

(kalau ada waktu 15 menit, silahkan dibaca)

Kamus bahasa indonesia mengartikan proses adalah runtunan perubahan (peristiwa), perkembangan sesuatu atau kemajuan sosial berjalan terus.

Arti kata dari proses dalam kamus ini sangat positif karena apa yang menjadi hasil akhir lebih baik dari pada sebelum terjadinya proses.

Contoh Proses yang ada disekitar kita

Air menjadi es adalah suatu proses, demikian sebaliknya es yang mencair menjadi air juga merupakan proses yang memerlukan energi tambahan untuk mewujudkannya… Pada saat kami mangalompa alame (memasak dodol), proses yang terjadi memakan waktu seharian untuk mencetak benda hitam yang kenyal. Ada proses penyaringan, ada proses parutan (kelapa), ada marbadai ala adong dongan holan na modom (ada proses berdebat karana sebagian anggota tim ada yang malas malasan), ada juga canda tawa…

Proses yang panjang ini menghasilkan dodol cap rumah tangga yang mungkin kalah enak dibandingkan dodol yang kita beli di toko dengan proses yang lebih singkat..

Bahkan proses membuat es batu di kulkas lebih lama dari pada proses beli es batu di toko, atau minta dari tetangga… yang jelas semuanya memerlukan energi yang berbeda, kalau di kulkas hanya cukup energi listrik, kalau beli energinya duit, kalau minta dari tetangga energinya lebih besar, selain harus basa basi-muka tembok, juga harus melakukan hal yang sebaliknya di kemudian hari…

Burung Rajawali, seringkali dilambangkan terhadap sesuatu yang sempuna, (bhs batak singkop,), sesuatu yang indah dan elegant. Kenapa, sebab proses yang dialaminya dalam kehidupannya. Umur rajawali bisa mencapai 30 – 40 tahun atau sampai dengan 70 tahun. Kedua range umur ini ditentukan oleh proses yang dia alami, selain proses bertumbuh normal menjadi pemangsa yang sempurna, pada umur 30 – 40 tahun dia dihadapkan pada kondisi, mau usia lanjut atau mau mati. Untuk mendapatkan usia sampai dengan 70 tahun maka dia harus mengalami tranformasi kehidupan yang menyakitkan. Pada umur 40 tahun, paruh dan cakarnya sudah sangat panjang sehingga dia akan sulit untuk makan, bulunya sudah sangat tebal sehingga dia akan susah untuk terbang. Saat itu Tuhan sebagai creator yang sempurna memfasilitasi rajawali untuk mengalami proses yang sangat menyakitkan. Untuk mencapai umur 70 tahun maka ini lah proses yang harus dialaminya :
Mencari sarang yang jauh diatas gunung.
Mematahkan paruhnya sendiri dengan mematuk batu disekitarnya
Setelah paruhnya tumbuh kembali, maka paruh baru ini akan dia gunakan untuk mencabut kuku kuku nya yang tajam.
Dia akan menunggu sampai kuku barunya tumbuh dan kemudian dia kan mencakar bulu bulunya hingga rontok dengan kuku barunya.
Begitu selesai proses tersebut, dia akan menjadi lahir seperti baru dengan kwalitas serang yang lebih tajam.

Akka ise na boi songon rajawali on, menunjuklah tangan....

Mari kita lihat beberapa tokoh berikut ini yang mengalami proses yang hebat dalam hidupnya.
Zakheus (Lukas 19 : 1 – 10 )
Diceritakan dalam perikop ini untuk melihat Yesus saja, proses yang dia alami adalah berlari kencang mendahului orang, kemudian memanjat pohon karna keterbatasan fisiknya, bahkan saya yakin dia berteriak teriak. Dia meninggalkan statusnya sebagai “orang kaya” tak perduli dengan jabatan yang dia sandang, mungkin dia dikucilkan saudaranya sesama “orang kaya” tapi upgrading yang dia alami sangat fantastis, bukan sebangsa presiden yang datang kerumahnya, tetapi Mesias makan dan tinggal, sehingga transformasi kehidupannya sempurna.

Singkat cerita apa yang Zakheus katakana setelah Yesus tinggal di rumahnya :
Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat

Huh,,,, tidak sampai disitu sebab Kristus Yesus menutupnya dengan janji yang luar biasa
“Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham”

2. Daud

Kisah Daud (David) juga sangat luar biasa, banyak proses yang dia alami sehingga dia menjadi raja yang besar. Kita pasti masih ingat cerita pada saat Samuel mencari seorang “pahlawan” yang akan mengalahkan Goliat. Pada saat itu Daud diproses karena dia harus bersaing dengan saudara-saudaranya sendiri. Ayahnya Isai (jessé) tidak terlalu percaya kepadanya, bahkan Isai terlebih dahulu mempercayai abang-abangnya Eliab, Abinadab, Syama sampai 7 orang. Dan si bungsu anak ke delapan yang diremehkan ayahnya akhirnya dipercaya Tuhan untuk melawan Goliat. 1 Samuel 16 : 1 – 13.

Pada saat sukses melewati proses ini, Daud diangkat dari seorang gembala menjadi seorang pahlawan yang tinggal di istana.

Proses kehidupannya tidak berhenti sampai disitu, sebab untuk menjadi seorang raja (ndang raja padoha da...) dia harus menghadapi intimidasi dari Saul, bahkan akan dibunuh sertã di terror. Tapi mari kita lihat, apa yang terjadi setelah lulus proses ini, dia menjadi Raja.

3. Paulus
Dulunya dia dikenal sebagai Saulus, si pembunuh pengikut Kristus. (Kisah Para Rasul 7, 8 dan 9). Lihatlah betapa jahatnya dia dulu

Kis 9 :1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan

Proses apa yang dialaminya, mari kita lihat ayat berikutnya (3 -5). Dalam perjalanan ke Damsyik meminta surat kuasa membunuh, dia bertemu dengan Yesus, kemudian diceritakan dia menjadi buta. Buta selama tiga hari saya yakin merupakan proses yang sangat berat, tapi saya yakin juga bukan itu proses yang terberat dalam kehidupannya. Setelah dia berbalik arah dan putar haluan menjadi rasul, pasti banyak teman temannya yang mencemooh dan menyingkirkan dia, bahkan mungkin tulang, namboru dan amangborunya. Indeed, setelah proses selesai, dia diupgrade Tuhan menjadi rasul yang sangat luar biasa, bahkan hampir setengah perjanjian baru merupakan pewahyuan Tuhan melalui dirinya.

4. Yesus Kristus

Sosok yang terakhir ini pasti yang paling dasyat. Sejak kecil proses demi proses dialamiNya. Dari proses lahir ditempat yang tidak layak, tertinggal di bait Allah pada usia 12 tahun.
Kemudian untuk menjadi seorang guru dia dibabtis oleh manusia biasa (Johanes pembabtis), Dia merendahkan diriNya , kemudian selama 40 hari Dia berpuasa di padang gurun dan dicobai iblis, kuasaNya, imanNya di cobai, dan itu belum selesai, untuk. Dia ditolak di kampungnya sendiri saat mengabarkan berita sukacita. Untuk menjadi mesias proses yang maha dasyatpun harus dilalui menjalani bukit golgata, disalib dan MATI !!!!

Semua proses yang dialami tokoh tokoh ini membawa mereka setingkat demi setingkat ke tempat yang lebih baik.

Nah…. Kehidupan kita juga, banyak hal proses yang kita alami, sering kali Tuhan akan membiarkan kita untuk mengalami proses pada saat kita berada pada zona aman. Baik dalam kehidupan pribadi, rumah tangga, pekerjaan dan pelayanan.

Pada saat kita digesek dengan sahabat, atasan bawahan atau pasangan kita, pasti kita merasa sakit, tergantung respon kita, respon yang benar akan membuat kita mampu melewati proses ini dan pasti memiliki tingkat relationship yang lebih tinggi.

Tapi apabila kita gagal atau mendiamkan suatu proses, maka cepat atau lambat kita akan selalu di uji di proses yang sama.

Bahkan gereja pun mengalami proses, disaat kita dibiarkan mengalami tekanan gangguan dan intimidasi, responilah dengan iman yang positif, jangan menjadi sama dengan dunia dengan mencoba mencapai tujuan baik dengan berbuat dosa.

Bagian terpenting dari kehidupan manusia adalah menggenapkan kehendak Allah dalam diri kita, dan Tuhan “sengaja” memproses kita menjadi sempurna seperti yang Dia inginkan. Apabila hari hari ini kita sedang di proses di berbagai hal kehidupan dengan suami, istri, anak, orang tua, karyawan atau atasan kita bahkan pimpinan jemaat kita, yakinlah Tuhan ingin mempersiapkan kita menjadi pribadi yang lebih tangguh dengan kapasitas yang lebih besar. Yang penting responilah proses itu dengan positif, jangan bersungut sungut dan tetaplah meminta kekuatan lewat doa. Sebab Tuhan berjanji

Kor 10 : 13
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Selamat berakhir pekan
Semoga bermanfaat

js (lagi di proses) – balikpapan