Halaman

Teman teman..

silahkan di baca, diulek dan di bumbui...



Senin, 27 Juni 2011

Godok godok di pasar lebih berharga dari pada emas di bulan…

Harga emas yang melambung dengan fluktuasinya membuat banyak orang mengalihkan investasi dari deposito ke tabungan emas. Sebaliknya di sisi kehidupan lain harga godok-godok merangkak mengikuti harga inflasi tepung dan minyak goreng. Dua sisi yang tidak berhubungan sama sekali dalam hal ekonomi, paling paling hubungannya emas bisa bersentuhan dengan godok-godok pada saat sipemakan godok-godok memakai cincin emas.

Sebelum lebih jauh ngelanturnya, saya mau menggambarkan dulu apa yang dimaksud dengan godok-godok. Benda ini terbuat dari pisang yang diunyek-unyek sampai mampus dicampur dengan tepung dan gula kemudian digoreng berbentuk bola-bola kecil, lebih besar dari bola golf tetapi lebih kecil dari bola tenis. Dimakan sangat enak pada saat hangat. Hehehehe.. harganya dulu waktu saya esde Rp.25,- per-satuan. Sekarang katanya sudah mencapai Rp.250,- per-satuan, daga !!!, sudah naik 10 kali lipat….

Begini ceritanya,
Seorang lapar akan memilih godok-godok di pasar di bandingkan siap-siap pergi ke bulan untuk mengambil emas. Lagian dengan berat yang sama, lebih enak dilempar kena kepala pake godok-godok dari pada emas. Tapi tidak menjadi lucu juga kalau pada saat pernikahan cincin emas di ganti dengan cincin dari godok-godok yang dilobangi seperti donat. Seperti kata pengkotbah untuk semua ada waktu dan masanya, ada waktu menanam, menuai dan mengumpulkan batu. Hahahahhahahahaa…

Bercanda mengenai Godok Godok mengingatkan saya akan pentingnya sesuatu tergantung pada waktu dan keadaan. Seperti perumpaan diatas, emas sebesar kepala kerbo tidak akan ada artinya pada saat haus di padang gurun. Bahkan mobil humvy dengan mesin súper sanggih tidak ada gunanya saat melewati jalan setapak. Semua tepat pada waktu dan tempat yang baik.

Cerita mengeenai Maria, Marta dan Lasarus mungkin sudah sering kita dengarkan, banyak yang bilang jadilah seperti Maria yang mengambil bagian yang terbaik dengan duduk diam di kaki Yesus. Tapi jangan pula beranggapan bahwa menjadi Marta itu adalah hal yang tidak baik. Sebenarnya apa yang dikerjakan Marta pada saat itu adalah baik, dia memasak, mempersiapkan segala sesuatu, pabolak amak dll, tetapi ketika Marta berkata "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." (Luk 10: 40). Inilah yang membuat reputasi Marta turun sebab dia “tidak suka” melihat Maria yang tenang-tenang saja. Seandainya Marta tidak protes pada Yesus saat itu, maka dia pun akan menjadi bagian terbaik. Sedangkan Lasarus saudara laki-laki mereka diceritakan dibangkitkan oleh Yesus dari kematian. Ketiga karakter ini seharusnya ada dalam diri kita menjadi satu kesatuan yang utuh :
Marta melayani fisik Yesus, ini berbicara pelayanan kita buat sesama, membantu orang yang tidak seberuntung kita.
Maria melayani keilahian Yesus, berbicara mengenai hubungan dekat kita dengan Allah, persekutuan pribadi dan doa doa kita.
Lasarus menggenapkan kuasa kebangkitan Yesus, berbicara mengenai iman dan keselamatan.
Lalu apa hubungannya dengan godok godok,.... emas dan godok-godok, atau katakan lah hal kecil dan perkara besar harus selalu ada dalam kehidupan kita, tetapi kita harus setia terhadap keduanya, melakukannya dengan sungguh sungguh tetapi pada waktu yang tepat, adalah sangat janggal pada saat kebelet, kita doa puasa dulu, atau pada saat kotbah di punguan marga, kita marhobas dulu. Kata pengkotbah 3 :1

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.

Ada waktunya makan godok-godok, ada pula waktunya beli gigi emas. Tetapi lakukanlah segala sesuatu dengan takut dan gentar dan penuh rasa syukur. Sebab ada kalanya, godok-godok akan terasa sangat nikmat bila dikunyah dengan gigi emas...


Selamat menjelang libur tengah minggu
Kapan terakhir kali makan godok godok ?
God Bless
Js (28/06)

Kamis, 23 Juni 2011

MENGIKUT SERTAKAN TUHAN DALAM SETIAP RENCANA


- Memiliki keintiman dengan Bapa..
- Memiliki keluarga yang bahagia..
- Menjadi berkat buat orang lain..
- Menjadi manusia yang lebih baik dan berkarakter Kristus..
- Memiliki usaha dan karir yang berhasil.


Dari kelima kalimat diatas, salah satunya pasti kita pernah ucapkan didalam doa pribadi maupun komunal kita. Walaupun bahasanya mungkin tidak persis sama tapi intinya kira kira kek gitulah....

Tapi seringkali juga kita tidak pernah berdoa dan mengingat Tuhan lagi kalau perkerjaan yang kita jalankan sudah menjadi kebiasaan habit, atau kita merasa sudah ahli di dalamnya.
Sontoh :...
- jarang (tidak pernah) kita berdoa kalau mau mandi...
- jarang (tidak pernah) kita ingat Tuhan pada saat naik gaji, terima bonus atau makan makanan yang enak..
- seorang arsitek ternama akan sangat susah untuk meminta pertolongan Tuhan pada saat dia diminta untuk menggambar rumah sederhana, kamar 2 x 2 misalnya.
- Dijalan raya yang setiap hari kita jalani, maka meminta pertolongan Tuhan sepertinya tidak diperlukan, kecuali pada saat malam melewati hutan belantara.


Sontoh sontoh diatas boleh dikembangkan untuk mengetahui sampai dimana kita mengikut sertakan Tuhan disetiap rencana dan kegiatan kita. Mungkin kita berpikir bahwa seluruh aktifitas kita sudah tercover dengan doa singkat di pagi hari ”Tuhan berkati dan lindungi aku hari ini”.... bisa jadi Tuhan boleh berperkara dan memelihara kita, sebab burung ambaroba dan tumbuhan latong dipeliharaNya apalagi ma hita,,,, daga..

Kalau punya waktu, mari baca Yak 4 : 13 – 17

Disebutkan disana, hidup kita seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Dalam kenyataannya memang demikian, tetapi pertanyaannya apakah uap itu bisa berbekas dan bermanfaat bagi orang lain ?. didalam perikop ini, hal mengikutsertakan Tuhan seharusnya diawal sebelum step pertama rancangan rencana kita pikirkan, disebutkan diayat 15,

Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.

Dilanjukan dengan ayat 16 :

Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah

Jika memang demikian adanya maka hal mengikut sertakan Tuhan dapat disimpulkan dalam beberapa points :
1. Berserah kepada Tuhan di awal, ditengah dan diakhir sebuah rencana. Caranya ? berdoa, jangan menipu dan jujur.
2. Pada saat sudah berhasil jangan menjadi congkak dan sombong, dan membanggakan diri dengan keberhasilan. Tetaplah besyukur dengan rendah hati.
3. Bagikanlah kisah suksekmu dan juga berkatnya kepada orang lain. Jangan dipendam sendiri, sebab membagikan ilmu dan kisah sukses akan membangun diri sendiri juga.

Dari semua perkikop itu di ayat terakhir sepertinya tidak terlalu berhubungan dengan ayat sebelumnya, ayat 17 berbunyi.

Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa

Nah... hal perbuatan baik bukan sekedar pengetahuan tapi harus dilakukan, kalau kita tahu bahwa lampu merah itu tandanya berhenti, tetapi kita jalan terus itu jelas dosa, sama halnya dengan bayar pajak, ngantri, memaafkan, mengampuni, baca firman, ke gereja dan banyak lagi hal baik yang kita ketahui tapi kita tidak melakukannya. Memuji pasangan, berterimakasih, memberi semangat, pokoknya banyaklah...

Jadi tiada gunanya pengetahuan akan kebaikan, sebab kalau tidak dilakukan itu tetap akan menjadi dosa.

Termasuk menegur orang lain, salah satu kunci keberhasilan rencana adalah pada saat tim kita bekerja dengan jujur, nah... pada saat ada dari antara tim kita ada yang tidak jujur, apakah kita berani menegurnya ? orang yang lebih tua, bos, pimpinan, teman baik, hula-hula, simatua ? .... berani ??

Mari kita implementkan ayat ini, tentu dengan penuh kelembutan

Amsal 27 :5
Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.


God Bless,
Js (24/06/2011)