Halaman

Teman teman..

silahkan di baca, diulek dan di bumbui...



Kamis, 23 Juni 2011

MENGIKUT SERTAKAN TUHAN DALAM SETIAP RENCANA


- Memiliki keintiman dengan Bapa..
- Memiliki keluarga yang bahagia..
- Menjadi berkat buat orang lain..
- Menjadi manusia yang lebih baik dan berkarakter Kristus..
- Memiliki usaha dan karir yang berhasil.


Dari kelima kalimat diatas, salah satunya pasti kita pernah ucapkan didalam doa pribadi maupun komunal kita. Walaupun bahasanya mungkin tidak persis sama tapi intinya kira kira kek gitulah....

Tapi seringkali juga kita tidak pernah berdoa dan mengingat Tuhan lagi kalau perkerjaan yang kita jalankan sudah menjadi kebiasaan habit, atau kita merasa sudah ahli di dalamnya.
Sontoh :...
- jarang (tidak pernah) kita berdoa kalau mau mandi...
- jarang (tidak pernah) kita ingat Tuhan pada saat naik gaji, terima bonus atau makan makanan yang enak..
- seorang arsitek ternama akan sangat susah untuk meminta pertolongan Tuhan pada saat dia diminta untuk menggambar rumah sederhana, kamar 2 x 2 misalnya.
- Dijalan raya yang setiap hari kita jalani, maka meminta pertolongan Tuhan sepertinya tidak diperlukan, kecuali pada saat malam melewati hutan belantara.


Sontoh sontoh diatas boleh dikembangkan untuk mengetahui sampai dimana kita mengikut sertakan Tuhan disetiap rencana dan kegiatan kita. Mungkin kita berpikir bahwa seluruh aktifitas kita sudah tercover dengan doa singkat di pagi hari ”Tuhan berkati dan lindungi aku hari ini”.... bisa jadi Tuhan boleh berperkara dan memelihara kita, sebab burung ambaroba dan tumbuhan latong dipeliharaNya apalagi ma hita,,,, daga..

Kalau punya waktu, mari baca Yak 4 : 13 – 17

Disebutkan disana, hidup kita seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Dalam kenyataannya memang demikian, tetapi pertanyaannya apakah uap itu bisa berbekas dan bermanfaat bagi orang lain ?. didalam perikop ini, hal mengikutsertakan Tuhan seharusnya diawal sebelum step pertama rancangan rencana kita pikirkan, disebutkan diayat 15,

Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.

Dilanjukan dengan ayat 16 :

Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah

Jika memang demikian adanya maka hal mengikut sertakan Tuhan dapat disimpulkan dalam beberapa points :
1. Berserah kepada Tuhan di awal, ditengah dan diakhir sebuah rencana. Caranya ? berdoa, jangan menipu dan jujur.
2. Pada saat sudah berhasil jangan menjadi congkak dan sombong, dan membanggakan diri dengan keberhasilan. Tetaplah besyukur dengan rendah hati.
3. Bagikanlah kisah suksekmu dan juga berkatnya kepada orang lain. Jangan dipendam sendiri, sebab membagikan ilmu dan kisah sukses akan membangun diri sendiri juga.

Dari semua perkikop itu di ayat terakhir sepertinya tidak terlalu berhubungan dengan ayat sebelumnya, ayat 17 berbunyi.

Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa

Nah... hal perbuatan baik bukan sekedar pengetahuan tapi harus dilakukan, kalau kita tahu bahwa lampu merah itu tandanya berhenti, tetapi kita jalan terus itu jelas dosa, sama halnya dengan bayar pajak, ngantri, memaafkan, mengampuni, baca firman, ke gereja dan banyak lagi hal baik yang kita ketahui tapi kita tidak melakukannya. Memuji pasangan, berterimakasih, memberi semangat, pokoknya banyaklah...

Jadi tiada gunanya pengetahuan akan kebaikan, sebab kalau tidak dilakukan itu tetap akan menjadi dosa.

Termasuk menegur orang lain, salah satu kunci keberhasilan rencana adalah pada saat tim kita bekerja dengan jujur, nah... pada saat ada dari antara tim kita ada yang tidak jujur, apakah kita berani menegurnya ? orang yang lebih tua, bos, pimpinan, teman baik, hula-hula, simatua ? .... berani ??

Mari kita implementkan ayat ini, tentu dengan penuh kelembutan

Amsal 27 :5
Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.


God Bless,
Js (24/06/2011)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar