Halaman

Teman teman..

silahkan di baca, diulek dan di bumbui...



Jumat, 17 Februari 2012

Boasa Ikkon Jugul.. Kenapa sih mesti ngotot..

(tulisan pertama di tahun 2012)

Pernah sekali dalam perjalanan keluar kota di ruas jalan yang tidak terlalu lebar terjadi kemacetan. Ndak seperti di kota besar, dikampung kami, sedikit melambat saja sudah kita bilang macet. Pada saat itu ruas jalan yang macet adalah ruas jalan yang berlawanan dengan yang kami lalui, sehingga sebenarnya di depan saya (kebetulan saya yang nyetir, karna memang sudah hobby menyetir) lenggang, tetapi tetap harus melambat. Entah dari mana asalnya tiba-tiba sebuah motor dengan santainya dari arah yang berlawanan mencoba memotong tepat di depan kendaraan yang saya setir, darah batak naik sehingga dengan sengaja pula ku gas lah attongan sampai dia terseok seok untuk menghindar, akhirnya kaca spion motor nya bersinggungan dengan kaca spion mobil yang ku setir. Memang tak ada yang parah tapi ada hal yang sangat mengganjal di hati ku… (melankolis otik).
Seringkali Yesus dalam mengadakan mujizat kesembukan di dahui oleh belas kasihan, setidaknya tertulis 8 kali Yesus melakukan “sesuatu banget” di dahului dengan kata “tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan”.
Belas kasih dalam kamus bahasa Indonesia di jelaskan : rasa kasih karena iba.
Kasih : perasaan sayang
Pengertian di kamus terasa marbulut bulut (maaf bagi para pakar bahasa), tetapi pengertian yang sederhana menurut saya, karena kita merasa sayang sehingga kita melakukan sesuatu yang baik bagi objek.

Ternyata kasih merupakan penggerak dari perbuatan baik, kasih merupaka engine yang ampuh untuk melakukan hal yang berdampak positif bagi orang lain.

Kembali ke jugul.
Di kampung kami, kata jugul identik dengan orangnya, artinya kalau ndak jugul berarti bukan orang Sidikalang, ciri khas ini melekat sebagai suatu identitas (bisa di banggakan, bisa juga tidak). Bayangkanlah, banyak sekali orang tua di kampung kami yang jugul (ngotot) untuk menyekolahkan anaknya keluar kota dan pulau walau dengan kesulitan ekonomi dan komunikasi, sehingga bisa dibanggakan banyak abang-abang angkatan saya yang sudah sangat sukses di profesi masing masing, Saya masih ingat cerita orang tua saya, betapa jugulnya mereka mencari tambahan pemasukan selain gai pegawai negeri (baca : guru), dan kadang kala juga sangat jugul (tidak merasa malu) untuk meminjam sana sini untuk biaya sekolah kami kalau ada keperluan mendadak. Disatu sisi, kadang kadang saya jugul juga (dulu) pengang kartu joker-remi tiap malam untuk mencari tambahan uang kuliah (hahahahahahahahahaa, gok donganku songon au).

Suatu ketika Yakup juga jugul bergelut dengan malaikat Tuhan. Yang sebelumnya dia adalah penipu, tetapi karena kegigihannyan bergelut (tidk mau melepaskan Tuhan), sehingga dia ganti namanya menjadi Israel. (Kej 32 : 1-21). Sebenarnya Tuhan juga mengajarkan kita untuk jugul meminta, didalam Matius 7 : 7 dikatakan, kalau minta ndak dikasih maka carilah, kalau dicari belum dapat maka ketuklah.. artinya spirit jugul, atau doa tak henti henti, tidak mudah menyerah diperlukan untuk membuat kita selalu dekat dengan Tuhan.

Saya juga teringat dengan kenalan saya yang dengan gigih mempertahankan pernikahannya, walaupun pasangannya sudah menuntut untuk cerai, tapi dengan kekuatan kasih dia terus ngotot dengan Tuhan agar perceraian tidak terjadi. Ada juga ampara saya yang sangat gigih untuk menjaga kesehatan dengan pola makan dan olahraga yang seimbang untuk tetap fit pasca serangan stroke. Sungguh luar biasa orang orang seperti ini.

Ternyata jugul ndak salah asal dilandasi oleh belas kasihan.
Silahkan jugul untuk berdoa, ngotot untuk berbuat baik, datdati marminggu, kejarlah kemuliaaan Tuhan melalui perkataan dan perbuatan.
Stop untuk tetap jugul bedebat kusir, jugul untuk focus pada kesalahan (hal negative), atau stop tetap jugul bebuat dosa…daga….
Atau stop jugul bebohong di persidangan J


Jangan lupa tetap jugul berorahraga !!! dan matikan listrik kalau tidak diperlukan… hahahahaha

Js
Balikpapan (02/12)