Halaman

Teman teman..

silahkan di baca, diulek dan di bumbui...



Rabu, 25 Agustus 2010

Kobokan atau parbasuan…


Beberapa teman dari suku yang lain, selain batak sangat heran dengan parbasuan berjamaah yang sering kita lakukan (halak hita) di berbagai jamuan makan. Dengan kadar air yang marlamutak dan dengan NTU (Nephelometric Turbidity Unit) yang melebihi kekeruhan sungai di bojong koneng. Hampir bepuluh bahkan beratus tangan dimasukkan kedalam sambong (ember palastik) dan tangan yang sama akan digunakan untuk manyulang siallangon tu pamangan sendiri atau pamangan ianakhon.

Kenapa hal ini menjadi batu sandungan bagi mereka yang pertama kali melihatnya ? Mungkin alasannya hygienist menjadi pelaku utama. Dengan kata lain, sudah capek pendahulu kita untuk menemukan sendok dan garpu, masih saja si bataks ini makan pake tangan.. sama seperti komentar temanku dari negara lain, “peradaban eropa sudah menciptakan sendok dan garpu, tapi McDonald merusaknya dengan burger dan kentangnya”… daga….

Oke mari kita lihat sisi lain dari tradisi parbasuon itu… mungkin kalau di kota besar (ndang parhuta huta songon hami on), hal ini sudah tidak dilestarikan lagi. Tapi ada beberapa hal positive yang bisa kita ambil :


1. Menggantungkan keselamatan perut kita terhadap kebersihan tangan orang lain adalah masalah TRUST dan Pengudusan.


Coba bandingkan dengan Nats berikut ini :Lukas 11:38Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan


2. Menyatukan wadah parbasuan untuk banyak orang adalah SIMPLICITY.


Coba bandingkan dengan Nats berikut ini :
Roma 12:16
Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!


Terlepas dari parbasuan yang kotor, hendaklah kita juga mencermati pesan yang disampaikan dalam dua nats diatas. Ketika teman saya yang protes tentang parbasuan itu kepada saya, saya menjawab, orang batak bisa kotor tangan nya waktu makan, tapi hatinya bersih setelah dia berkata-kata, sama seperti Tuhan Yesus pada saat makan di rumah orang Farisi, Dia tidak mencuci tangan karna Dia ingin memberitahukan kepada mereka bahwa kebersihan jasmani penting, tetapi kebersihan HATI lebih penting.

Juga masalah kesederhanaan, sering kita beranggapan bahwa makan dengan sendok dan garpu yang terbuat dari sapilpil, perak bahkan emas merupakan standard keberhasilan, tapi hidup yang sederhana juga berkenan di hadapan Tuhan.

Pada akhirnya tulisan singkat ini akan di akhiri dengan satu ayat yang menjadi rema dalam pemuridan PRIA SEJATI (Chistian Mens Network).
1 Timotius 2:8
Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

Tangan yang kotor oleh parbasuan yang kotor jauh lebih bersih dari tangan yang menampar istri, atau sesama.
Tangan yang kotor oleh kobokan dan sisa makanan, jauh lebih bersih dari tangan yang menandatangani akta kebohongan.
Tangan yang kotor oleh kobokan dan sisa makanan, jauh lebih bersih dari tangan yang melakukan percabulan.

Tangan yang berdoa dan menyembah Tuhan tidak sepantasnya digunakan untuk berbuat dosa,
masih lebih baik makan dengan tangan yang dicuci di parbasuan yang kotor...

Sudah cuci tangan hari ini ???


Js
balikpapan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar