Minggu, 27 November 2011
Bersandar di Dinding Putih Pakai Kemeja Hitam
Bukan tidak mungkin banyak diantara kita yang bersandar pada sesuatu seperti sesuatu itu merupakan segalanya, bukan sekedar sesuatu lagi. (kalau kalimat ini susah di mengerti, boleh baca kalimat berikut ini).
Jika kita menganggap sesuatu lebih penting dari segalanya, maka segalanya menjadi sangat kecil artinya (masih belum jelas juga ?... baca kalimat berikut).
Hal yang nampak lebih penting dari hal yang tidak kelihatan ??? ndak lah….
Begini,
Waktu kita membangun rumah, seringkali kita sangat mengahbiskan waktu untuk pemilihan cat, interior, fisnishing bahkan pernik pernik lain. Kita beranggapan semuanya itu dapat membuat kita nyaman untuk tinggal di rumah tersebut.
Kasus kedua, sering kali kita menganggap pekerjaan kita yang terutama, sehing 90% waktu kita tercurah untuk menghasilkan performa yang baik dan menyenangkan hati hirarki.
Atau, sering kali kita ingin melayani di gereja, latihan, latihan dan latihan agar pada saat performance seluruh orang yang mendengarnya akan berdecak kagum.
Sehingga sering kita tidak menyadari, kalau rumah yang nyaman akan tercipta karena ada kasih didalamnya regardless warna cat, dan bahan ubin nya. Atau pekerjaan menjadi tuhan, sehingga kita lupa siapa Tuhan sesungguhnya yang memberi perkerjaan. Atau kita lebih senang untuk menyenangkan telinga manusia saat kita bernyanyi dari pada menyenangkan hati Tuhan. Kita takut menjadi celaan manusia, dan lebih baik melanggar (sedikit) suara hati Tuhan ?
Saya teringat akan cerita Tuhan Yesus pada saat memberi makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 potong ikan. Setelah peristiwa besar itu terjadi, dia menyuruh para muridnya untuk pergi dan menyeberang terlebih dahulu (pada saat itu saya yakin ndak ada kolekte, kalau tidak pasti Tuhan Yesus suruh murid murid nya untuk mangetong durung-durung… daga).
Tetapi Yesus pergi sendiri untuk naik ke gunung dan Dia sendirian di sana berdoa kepada Bapanya. Di tengah kelelahannya bekerja (berkotbah) dia memberikan waktu yang terbaik untuk bersekutu dengan BapaNya, sebab Dia tahu Dia harus bersandar kepada “SESUATU” yang tidak luntur.
Bahkan diceritakan kemudian, setelahnya Yesus berjalan diatas air, jelas ini karna Dia baru saja bersekutu dengan Bapa (walaupun saya yakin, Yesus bisa berjalan kapan saja diatas Danau Toba….)
Saya sering bersandar pada dinding yang cat putih dengan kemeja hitam… saya sering salah menganggap yang terutama dalam suatu perkara. Bahkan sering esensi dari sesuatu menjadi hilang karena sesuatu yang lain. Bukan kah yang terutama dalam hidup ini meninggikan nama Yesus ? Bukankah yang terutama dihidup ini menyenangkan hati Bapa ?
Saya jadi teringat Jembatan di Kutai Kerta Negara yang baru saja runtuh, hanya dengan umur 11 tahun yang seharusnya bisa bertahan 40 – 100 tahun, korban tewas belum tahu pasti jumlahnya, tapi pasti sudah banyak yang bersedih. Saya juga ikut sedih, ternyata pemberitaan lebih banyak ke arah, kenapa runtuh, apakah jembatan dibangun tidak sesuai spec, apakah maintenance nya tidak dikerjaakan dll. Bahkan posting di grup bb dan lainnya juga banyak yang mengecam. Bukankah (kalau menurut saya) terlebih dahulu “mangapuli” /menghibur para korban ?
Tapi seperti kata pemazmur
Ya TUHAN, janganlah menghukum aku dalam murka-Mu, dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan amarah-Mu. Kasihanilah aku, TUHAN, sebab aku merana; sembuhkanlah aku, TUHAN, sebab tulang-tulangku gemetar, dan jiwakupun sangat terkejut; tetapi Engkau, TUHAN, berapa lama lagi? Kembalilah pula, TUHAN, luputkanlah jiwaku, selamatkanlah aku oleh karena kasih setia-Mu. Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati?
Lebih baik bersandar pada Tuhan, daripada tembok yang cat nya luntur.
Lebih baik mengandalkan Tuhan dari pada manusia
Selamat awal minggu
God Bless
Js – Balikpapan 28/11/11
Senin, 14 November 2011
Melangkah kedepan, melihat ke atas.
Di lapo banyak orang main catur, dan disana tidak sedikit juga orang yang menonton sambil minum tuak, bahkan ada beberapa terlihat lebih pintar dari yang main catur dengan komentar dan bahasan dari setiap langkah yang di gerakkan oleh pemain. Ada yang membantu sipemain untuk menetapkan langkah yang benar, tidak sedikit pula mengganggu konsentrasi si pemain. Biasanya di lapo, ada juga sekelompok prang yang bernyanyi, diiringi tarikan gitar yang sering kali tidak tune, dan lagu khas trio 1 – 3 – 5. Digitarnya sering sekali ada stiker gambar 2 telapak tangan dan ada pas photo ditengah dengan tulisan “hidupku di tanganMu”. Entah kenapa stiker itu sangat melekat dalam bayangan saya, apalagi biasanya pas photo yang ditempel, biasanya diambil dari rapot SD yang sudah tidak dipergunakan lagi, ada bekas stempel di samping photo nya (bababahhhh…. Melantur..)
Permainan catur begitu menarik sebab ada scenario yang tersembunyi dan sesungguhnya, bukan pion lawan pion, atau castle lawan castle atau raja lawan raja, tetapi brain versus brain. Ada dua pribadi yang sedang mengajukan proposal saling tawar menawar untuk akhirnya memenangkan peperangan. Yang kalah tidak akan mati, yang menang tidak akan kaya, kecuali taruhan. Dulu waktu muda (sekarang so tua), pernah taruhan pom bensin sama teman main catur….
Kami mempertaruhkan 1 pom bensin yang berada dekat kampus, siapa yang menang main catur, akan memenangkan pom bensin tersebut artinya boleh isi bensin motor disana, dan siapa yang kalah tidak akan bisa lagi mengisi bensin disana… hehehehehe..
Cerita mengenai langkah langkah, dalam kehidupan kita, sering kita mempunyai rensana, atau tarok lah visi dalam kehidupan kita. 5 tahun lagi mau nikah (lagi), pengen punya mobil, pengen punya rumah, pengen punya anjing…. Banyak keinginan kita. Untuk mencapai tujuan tersebut, kita buat banyak rencana, menabung, marsimokkel (korupsi) duit belanja dan lain-lain.
Lalu banyak juga yang berusaha keras untuk mencapai tujuannya dengan segala cara, kalau tidak dapat jodoh, maka dukun bertindak, kalau tidak dapat jabatan maka dukun pun bisa bikin SK. Bahkan yang paling ekstrim, kalau ndak bisa punya anjing peliharaan, paling tidak sering makan b1.
Ini serius..,
Kadang kita juga bingung menentukan langkah yang benar (seturut dengan kehendak Tuhan) dalam kehidupan kita. Apa pilihan yang kita tetapkan berdampak baik buat kita, dan orang disekitar kita. Lama saya merenung, bagaimana caranya agar setiap rencana dalam kehidupan kami tidak membawa end result yang negatif. Ternyata jawabannya simple
Maz 23 : 40
Tuhan menetapkan langkah langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya.
Kata kuncinya ada di “yang hidupnya berkenan”. Jadi untuk memiliki langkah-langkah yang safe, aman dan benar, hiduplah bekenan kepada Tuhan. Segala yang baik, yang mulia yang tidak mementingkan diri sendiri itulah yang berkenan. Sebab rancanganNya jauh seperti langit dibandingkan rancangan kita yang seperti bumi. Cukup berdiam dalam tangan Tuhan, seperti stiker di awal tulisan, hidupi keselamatan dengan takut dan gentar.
Selamat berakhir pekan Tuhan memberkati
Jangan lupa untuk melangkah dan lihat ke atas.
Js
(parhuta-huta)
Jumat, 21 Oktober 2011
Mangubit ubit.
Datu atau dukun sering juga menggunakan modus ini dalam menjalankan prakteknya ‘mamulung ubat’ atau membaca mantra.
Di kampungku di Sidikalang, kata “mangubit-ubit” biasanya di asosiasikan dengan 2 kata lain yaitu “ihur ni manuk”, akan menjadi “mangubit-ubit songon ihurni manuk” (santabi bolon ma di hita sude…), atau komat kamit seperti pantat ayam…. (maaf dengan penggunaan kata ini…).
Ubit-ubit juga dipakai dalam seni musik, terbukti ada lagu yang dinyanyikan tahun 80-an oleh Koes Plus yaitu
“ubit-ubitan,,, oh..Senggol-sengolan….. “ (daga…)
Tapi bukan itu tujuan dari tulisan ini,
Banyak pria (baca suami) yang saya lihat sangat menjaga area komat-kamit dalam kehidupannya, bersikap cool dan sedikit bicara diambil menjadi mazhap komunikasinya, yang bertujuan untuk meningkatkan level wibawa ditengah komunitas dan keluarga. Sanking mengakarnya style ini, sehingga kosa kata yang didikeluarkan dalam satu hari kurang dari 8000. Sebagai perbandingan, rata-rata pria akan memperkatakan ~10000 per hari, wanita 15000 kata per hari dan ibu mertua 17000 kata per hari (hahahahhahaha).
Lagi-lagi bukan ini tujuan dari tulisan ini,
Yang penting dalam hal berkomunikasi adalah, pesan yang kita sampaikan 100% dimengerti oleh partner kita berbicara, bahkan dalam definisi yang lain, komunikasi yang berhasil adalah seluruh perkataan yang kita ucapkan dimengerti lawan bicara dan meresponinya. Saya tertarik dengan kata respon.
Contoh. Seseorang yang berdoa pribadi, kemungkinan besar akan komat-kamit bukan ? (alias mangubit-ubit). Ternyata komat-kamit adalah salah satu tool yang sangat efektif untuk kita gunakan untuk berhubungan dengan Tuhan, bahkan dengan mangubit-ubit kita pasti akan direspon oleh Tuhan. Kata respon bisa berarti « ya », « tunggu » atau « bukan itu yang terbaik bagimu ». Sebab kita tahu Tuhan pasti menjawab doa, walaupun dengan mangubit-ubit.
Matius 7 : 7
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Yak 5:13
Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi!
Yak 5:16
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
Dengan demikian, lebih baik menurut saya kita mengubit-ubit untuk berbincang dengan Tuhan dari pada kita bersikap sedikit bicara dan cool terhadap Dia.
Dibeberapa keluarga yang saya kenal, para suami sangat jarang untuk memimpin doa keluarga, bahkan kaum ibu mengambil alih fungsi imam yang seharusnya di tangan kaum pria. Pria dengan segala ke-cool-an nya tidak berusaha untuk meningkatkan ubit-ubitnya untuk tujuan yang baik demi menjaga gengsi wibawa. Seharusnya lebih baik mangubit-ubit (komat-kamit) untuk Tuhan dari pada berdiam diri dan tidak berdoa. Sebab doa orang benar bila dengan sungguh sungguh di doakan besar kuasanya.
Untuk itu, saya berpendapat, mari kita lebih banyak mangubit-ubit di kala senang, susah, kenyang dan lapar, untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Bukan untuk membicarakan kejelekan orang lain, fitnah, dan gossip.
Suatu saat saya rindu untuk kata mangubit-ubit tidak berasosiasi dengan ayam (manuk) lagi, tapi setiap kita mengingat/mendengar kata mangubit-ubit, kita akan teringat akan doa..
Sudah berdoa hari ini ¿
Js
Balikpapan 21 Oct 2011
Kamis, 06 Oktober 2011
Atas Nama Ayam.
· Kalau penakut dibilang lah kayak “ayam », chicken…
· Kalau sedikit binal, dibilanglah ayam kampus… banyak assosiasi yang lain
· Kalau sedikit kurang pintar, dibilanglah kayak manuk sioto…
· Silahkan tambahkan sendiri….
Jangan mendeskreditkan ayam dan mengasosiasikan mereka dengan hal yang negatif, sebab sejujurnya pengorbanan mereka sangat signifikan.
Setiap ucapan dan pemikiran (termasuk yang negative) harus dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan, mari baca
Matius 5 : 37
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya
Seringkali juga saya tidak bisa mengekang perkataan, lalu bagaimana caranya ¿
Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku.
Untuk kita, mari stop untuk menegatifkan ayam (atau sesama) sebab dampaknya buruk bagi keduabelah pihak, sebagai renungan mari hargai jasa jasa ayam dengan menjawab pertanyaan berikut :
1. Sudah berapa ayam yang kita santap selama kita hidup
2. Sudah berapa butir telur yang kita santap selama kita hidup
3. Apakah ayam pernah membuat kita sakit hati ¿
Tuhan Memberkati
Js (Balikpapan – 05 October 2011)
Senin, 27 Juni 2011
Godok godok di pasar lebih berharga dari pada emas di bulan…
Sebelum lebih jauh ngelanturnya, saya mau menggambarkan dulu apa yang dimaksud dengan godok-godok. Benda ini terbuat dari pisang yang diunyek-unyek sampai mampus dicampur dengan tepung dan gula kemudian digoreng berbentuk bola-bola kecil, lebih besar dari bola golf tetapi lebih kecil dari bola tenis. Dimakan sangat enak pada saat hangat. Hehehehe.. harganya dulu waktu saya esde Rp.25,- per-satuan. Sekarang katanya sudah mencapai Rp.250,- per-satuan, daga !!!, sudah naik 10 kali lipat….
Begini ceritanya,
Seorang lapar akan memilih godok-godok di pasar di bandingkan siap-siap pergi ke bulan untuk mengambil emas. Lagian dengan berat yang sama, lebih enak dilempar kena kepala pake godok-godok dari pada emas. Tapi tidak menjadi lucu juga kalau pada saat pernikahan cincin emas di ganti dengan cincin dari godok-godok yang dilobangi seperti donat. Seperti kata pengkotbah untuk semua ada waktu dan masanya, ada waktu menanam, menuai dan mengumpulkan batu. Hahahahhahahahaa…
Bercanda mengenai Godok Godok mengingatkan saya akan pentingnya sesuatu tergantung pada waktu dan keadaan. Seperti perumpaan diatas, emas sebesar kepala kerbo tidak akan ada artinya pada saat haus di padang gurun. Bahkan mobil humvy dengan mesin súper sanggih tidak ada gunanya saat melewati jalan setapak. Semua tepat pada waktu dan tempat yang baik.
Cerita mengeenai Maria, Marta dan Lasarus mungkin sudah sering kita dengarkan, banyak yang bilang jadilah seperti Maria yang mengambil bagian yang terbaik dengan duduk diam di kaki Yesus. Tapi jangan pula beranggapan bahwa menjadi Marta itu adalah hal yang tidak baik. Sebenarnya apa yang dikerjakan Marta pada saat itu adalah baik, dia memasak, mempersiapkan segala sesuatu, pabolak amak dll, tetapi ketika Marta berkata "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." (Luk 10: 40). Inilah yang membuat reputasi Marta turun sebab dia “tidak suka” melihat Maria yang tenang-tenang saja. Seandainya Marta tidak protes pada Yesus saat itu, maka dia pun akan menjadi bagian terbaik. Sedangkan Lasarus saudara laki-laki mereka diceritakan dibangkitkan oleh Yesus dari kematian. Ketiga karakter ini seharusnya ada dalam diri kita menjadi satu kesatuan yang utuh :
Marta melayani fisik Yesus, ini berbicara pelayanan kita buat sesama, membantu orang yang tidak seberuntung kita.
Maria melayani keilahian Yesus, berbicara mengenai hubungan dekat kita dengan Allah, persekutuan pribadi dan doa doa kita.
Lasarus menggenapkan kuasa kebangkitan Yesus, berbicara mengenai iman dan keselamatan.
Lalu apa hubungannya dengan godok godok,.... emas dan godok-godok, atau katakan lah hal kecil dan perkara besar harus selalu ada dalam kehidupan kita, tetapi kita harus setia terhadap keduanya, melakukannya dengan sungguh sungguh tetapi pada waktu yang tepat, adalah sangat janggal pada saat kebelet, kita doa puasa dulu, atau pada saat kotbah di punguan marga, kita marhobas dulu. Kata pengkotbah 3 :1
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.
Ada waktunya makan godok-godok, ada pula waktunya beli gigi emas. Tetapi lakukanlah segala sesuatu dengan takut dan gentar dan penuh rasa syukur. Sebab ada kalanya, godok-godok akan terasa sangat nikmat bila dikunyah dengan gigi emas...
Selamat menjelang libur tengah minggu
Kapan terakhir kali makan godok godok ?
God Bless
Js (28/06)
Kamis, 23 Juni 2011
MENGIKUT SERTAKAN TUHAN DALAM SETIAP RENCANA
- Memiliki keluarga yang bahagia..
- Menjadi berkat buat orang lain..
- Menjadi manusia yang lebih baik dan berkarakter Kristus..
- Memiliki usaha dan karir yang berhasil.
Tapi seringkali juga kita tidak pernah berdoa dan mengingat Tuhan lagi kalau perkerjaan yang kita jalankan sudah menjadi kebiasaan habit, atau kita merasa sudah ahli di dalamnya.
Sontoh :...
- jarang (tidak pernah) kita berdoa kalau mau mandi...
- jarang (tidak pernah) kita ingat Tuhan pada saat naik gaji, terima bonus atau makan makanan yang enak..
- seorang arsitek ternama akan sangat susah untuk meminta pertolongan Tuhan pada saat dia diminta untuk menggambar rumah sederhana, kamar 2 x 2 misalnya.
- Dijalan raya yang setiap hari kita jalani, maka meminta pertolongan Tuhan sepertinya tidak diperlukan, kecuali pada saat malam melewati hutan belantara.
Kalau punya waktu, mari baca Yak 4 : 13 – 17
Disebutkan disana, hidup kita seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Dalam kenyataannya memang demikian, tetapi pertanyaannya apakah uap itu bisa berbekas dan bermanfaat bagi orang lain ?. didalam perikop ini, hal mengikutsertakan Tuhan seharusnya diawal sebelum step pertama rancangan rencana kita pikirkan, disebutkan diayat 15,
Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.
Dilanjukan dengan ayat 16 :
Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah
Jika memang demikian adanya maka hal mengikut sertakan Tuhan dapat disimpulkan dalam beberapa points :
1. Berserah kepada Tuhan di awal, ditengah dan diakhir sebuah rencana. Caranya ? berdoa, jangan menipu dan jujur.
2. Pada saat sudah berhasil jangan menjadi congkak dan sombong, dan membanggakan diri dengan keberhasilan. Tetaplah besyukur dengan rendah hati.
3. Bagikanlah kisah suksekmu dan juga berkatnya kepada orang lain. Jangan dipendam sendiri, sebab membagikan ilmu dan kisah sukses akan membangun diri sendiri juga.
Dari semua perkikop itu di ayat terakhir sepertinya tidak terlalu berhubungan dengan ayat sebelumnya, ayat 17 berbunyi.
Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa
Nah... hal perbuatan baik bukan sekedar pengetahuan tapi harus dilakukan, kalau kita tahu bahwa lampu merah itu tandanya berhenti, tetapi kita jalan terus itu jelas dosa, sama halnya dengan bayar pajak, ngantri, memaafkan, mengampuni, baca firman, ke gereja dan banyak lagi hal baik yang kita ketahui tapi kita tidak melakukannya. Memuji pasangan, berterimakasih, memberi semangat, pokoknya banyaklah...
Jadi tiada gunanya pengetahuan akan kebaikan, sebab kalau tidak dilakukan itu tetap akan menjadi dosa.
Termasuk menegur orang lain, salah satu kunci keberhasilan rencana adalah pada saat tim kita bekerja dengan jujur, nah... pada saat ada dari antara tim kita ada yang tidak jujur, apakah kita berani menegurnya ? orang yang lebih tua, bos, pimpinan, teman baik, hula-hula, simatua ? .... berani ??
Mari kita implementkan ayat ini, tentu dengan penuh kelembutan
Amsal 27 :5
Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.
God Bless,
Js (24/06/2011)
Kamis, 28 April 2011
25 jam sehari.
“Holan na modom, holan na modom!!”
(kenapa tidur melulu ?)
Perkataan ini sering saya dengar waktu saya masih sekolah di ucapkan oleh ibu saya untuk membangunkan kami yang memang senang tidur baik suka maupun duka....
Begitu ronsot-nya (sibuk) kehidupan yang manusia jalankan sekarang ini sehingga terkadang harus memilih prioritas diantara prioritas. Ada yang tak sempat cuci muka, bahkan ada yang masih bekerja waktu tidur (maksudnya bermimpi pun masih mimpi pekerjaan). Katanya tuntutan zaman untuk setiap orang harus bekerja keras untuk bisa makan dan hidup dengan layak. Bahkan terkadang untuk mendapatkan waktu tidur yang cukup manusia harus rela untuk menutup matanya saat di jalan, di taman, di dapur dan jangan lupa di toilet.
Apakah memang manusia di ciptakan untuk bekerja keras dan berpacu dengan waktu yang hanya 24 jam sehari ?
Sudah manjadi “nasib” kita orang yang hidup setelah Adam bahwa manusia (baca pria) harus bekerja keras. Ultimatum ini sudah Tuhan tetapkan karena ketidaktaatan seorang, sekali lagi hanya seorang manusia bernama ADAM. Di Kejadian 3 : 17 – 19 disimpulkan sebagai berikut :
- maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu
- semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu
- dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah
Sah sudah… memang kita harus memanfaatkan waktu yang ada untuk membagi bagi kepada siapa 24 jam yang Tuhan berikan, untuk kita bagikan lagi…
Tetapi Tuhan sendiripun sebenarnya sudah memberikan teladan kepada kita mengenai bekerja keras, bukan kah Tuhan juga tidak pernah tertidur dan berjaga-jaga. ?
Teman saya pernah berkata, kalau mengenai keuangan kita mengimani prinsip perpuluhan, apakah demikian halnya dengan waktu ? Artinya kalau kita punya 24 jam sehari, 2.4 jam (144 menit) harus kita dedikasikan secara khusus buat Tuhan. Dikurangi waktu bekerja yg 8 jam dan tidur 6 jam. Artinya kita masih punya keleluasaan untuk berbuat hal lain selama 7.6 jam … daga!!!!.
Tapi ini bukan hitungan waktu dan jumlah menit nya, menurut saya yang perlu kita pikirkan dan lakukan adalah kualitas dari persekutuan itu sendiri, entah itu dengan Tuhan, istri, anak, teman, tulang, namboru, oppung boru, pangurupi dan semuanya yang di sekitar kita. Ayat ini sering kali di pakai sebagai juklak untuk masalah prioritas :
Mat 6 : 33
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Kata mencari sangat menarik dalam frase ini, tidak disebutkan sambutlah, atau tunggulah., tetapi mencari.. Ini berarti ada usaha positif yang harus kita lakukan untuk mendapatkannya. Kerajaan Allah berarti ada kuasa dan tuntunan Roh Kudus di setiap aktivitas kita sedangkan kebenaran jelas berarti kebenaran.
Bagi beberapa orang kesibukan pekerjaan (bahkan pelayanan) membuatnya tidak mempunyai waktu untuk berhubungan dengan Tuhan secara pribadi dan sacral. Sehingga doa meminta 25 jam sehari agar 1 jam extra dia dapat pergunakan untuk bersekutu dengan penciptaNya. Sebuah permintangan yang sangat lebay…
Sebuah pen-dalihan yang satire. Secara tidak langsung dia meragukan kapasitas untuk yang meng-create waktu sehingga (maaf) menurut saya ini adalah salah satu bentuk dari protes terhadap Tuhan.
Waktu yang ada sudah sangat cukup buat kita untuk memperoleh yang terbaik dalam setiap detik yang kita lalui. Bukankah grand design Tuhan sudah sunggu sempurna, tidak ada alasan untuk membuat doa, persekutuan dan Firman menjadi prioritas yang berikut dibawah yang lainnya. Bukankah Tuhan juga mengaruniakan kita hikmat untuk memilah mana yang perlu, sangat pelu dan sangat baik ?? dan bukankah yang terutama dalam hidup ini adalah meninggikan nama Tuhan.
Dear Friends, (kata Yesus)
Aku menunggumu lama untuk bisa berbicara 4 mata, tanpa engkau memikirkan hal lain selain diriKu (Allah kita adalah Allah pencemburu). Dan aku menunggumu di waktu subuh, pagi, siang, petang dan malam, untuk Aku bisa mengutarakan isi hatiKu padaMu (Allah yang close-relationship). Dan Aku mengharapkan agar engkau juga mengutarakan isi hatimu kepadaKu.
Aku ingin yang terbaik selalu terjadi padamu (Roma 8 :28) dan yang terutama, Aku sangat sedih apabila aku menjadi orang nomor dua di dalam hidupmu...
Aku mengerti kesibukanmu dan kerja kerasmu untuk memperoleh penghidupan yang layak, tapi tahukah engkau sahabatku, bahkan burung dan bunga bakung Kupelihara, apalagi engkau sahabatku, engkau bagai biji mata bagiKu. Aku ingin mengungkapkan sebuah rahasia padamu, Aku menunggu dan menunggu, tetapi engkau terlalu sibuk untuk menoleh kepadaKu.
Aku senang engkau datang pada saat engkau mengalami pergumulan tetapi Aku akan lebih bahagia bila engkau duduk di kakiKu senantiasa baik dalam bekerja, istirahat dan makan.
Karena Aku kesulitan untuk menunggumu, Aku menuliskan surat ini agar engkau dan teman temanmu bisa membacanya, rahasia kehidupanmu bukan terletak pada berkat yang engkau kejar, tetapi kualitas karaktermu yang terus ingin bersekutu denganKu, sebar berkat itu akan selalu mengikutimu bila pilihan prioritasmu sungguh benar...
Aku selalu mengasihimu..
Ttd
Sahabatmu
Yesus
Mazmur 91 : 2 - 4
akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.
Luangkan waktu yang terbaik untuk berbicara secara khusus dengan Tuhan, luangkan waktu yang paling berharga untuk bisa bergaul karib denganNya. Jangan minta waktu lebih dengan alasan-alasan, sebab karunia waktu yang kita miliki sudah sangat cukup untuk duduk diam seperti Maria di kaki Yesus.
Thanks Friends
js-29 April 2011