Doa ini merupakan potongan dari Doa Bapa kami yang Yesus ajarkan kepada kita, sungguh suatu hal yang sederhana, Yesus meminta makanan secukupnya… cukup untuk diriNya pada hari itu. Seandainya Yesus meminta dalam takaran berat, misalnya,
- berikan lah kami 2 kg beras ditambah
- 3 butir telur, ditambah
- 3 potong paha ayam, ditambah
- sekilo kol, sedikit buncis ditambah
- sepapan pete..
- jangan lupa Tuhan, mintak juga minyak goreng dan lain lain untuk masak ya, kalau boleh tambah juga sedikit buah pisang atau jambu kelutuk untuk dimakan sesudah makan... eh inggrir-inggir juga untuk di cemil ya...
maka apa yang Yesus minta adalah sebatas yang Dia tahu Dia butuhkan.
Tapi Yesus meminta secukupnya.... arti dari secukupnya adalah (menurut saya):
”berikanlah BAPA apa yang menjadi kebutuhanku dan yang menurutMu sudah layak untuk Aku dapatkan” .
”berikanlah BAPA apa yang menjadi kebutuhanku dan yang menurutMu sudah layak untuk Aku dapatkan” .
Prinsip meminta berkat ada di Matius 7 :7 sebab ketika kita meminta akan diberikan, mencari akan mendapatkan dan mengetuk akan dibukakan. Tapi ada hal yang diluar pengetahuan terbatas manusia mengenai kebutuhannya.
Minggu lalu dan minggu ini, berturut turut teman sel group kami mendapatkan berkat yang luar biasa, seorang mendapatkan mobil jaguar dan seorang lagi mendapatkan mobil bmw seri 320i, kedua-duanya dari hadiah undian di bank (yang berbeda). Semua kami sangat bersuka cita sebab sukacita mereka menjadi sukacita kami pula keluarga dalam pelayanan. Ada hal yang saya pahami, mereka Tuhan kasih berkat tersebut, sebab mereka sudah siap dan dipersiapkan Tuhan untuk menerimanya. Pertanyaannya adalah apakah kedua teman saya ini pernah meminta mobil-mobil ini pada Tuhan ?
Tuhan mempercayakan harta, tanggungjawab, posisi, pengaruh, istri/suami, keluarga dan hal hal lain, sebab Tuhan tahu kita sudah siap untuk mempergunakannya demi kemuliaan namaNya. Ada tiga jenis dari pemberian yang menurut kita ”berkat” :
1. Berkat yang Tuhan berikan karena Tuhan tahu kita sudah sanggup untuk menerimanya. Contoh Daud yang diurapi Tuhan menjadi Raja, dia sudah layak mendapatkannya karena dia melekat pada hadiratNya.
2. Berkat yang Tuhan berikan sebagai handicap agar kita mempunyai kapasaitas yang lebih besar. Contoh secara manusia sering kali kita kaget dengan berkat/promosi yang tiba-tiba dan kitapun berkata belum waktunya, tapi Tuhan ingin kita memiliki hati yang mau diajar agar ter-upgrade.
3. Berkat yang kita kira ”berkat...” padahal kutuk/cobaan yang membuat hidupnya menjadi sengsara. Contoh perumpamaan anak yang hilang, dia diberi ayahnya harta yang melimpah, tetapi akhirnya hidupnya menjadi sengsara, karena tidak menjaga sikap hatinya pada saat menerima berkat.
2. Berkat yang Tuhan berikan sebagai handicap agar kita mempunyai kapasaitas yang lebih besar. Contoh secara manusia sering kali kita kaget dengan berkat/promosi yang tiba-tiba dan kitapun berkata belum waktunya, tapi Tuhan ingin kita memiliki hati yang mau diajar agar ter-upgrade.
3. Berkat yang kita kira ”berkat...” padahal kutuk/cobaan yang membuat hidupnya menjadi sengsara. Contoh perumpamaan anak yang hilang, dia diberi ayahnya harta yang melimpah, tetapi akhirnya hidupnya menjadi sengsara, karena tidak menjaga sikap hatinya pada saat menerima berkat.
Sikap hati yang benar pada saat menerima berkat adalah bersyukur:
Mazmur 118 : 21 dan 28
Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku.
Allahku Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Engkau.
Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku.
Allahku Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Engkau.
Dan masih banyak lagi ayat yang indah untuk mengucap syukur....
Sikap hati yang salah pada saat menerima berkat adalah sombong, tinggi hati dan pongah. Seakan berkat tersebut hanya karena usahanya. Dalam hal ini, bisa jadi berkat tersebut menjadi kutuk. Karena secara langsung dengan kesombongan yang melekat pada berkat, orang tersebut tidak takut akan Tuhan.
Sikap hati yang salah pada saat menerima berkat adalah sombong, tinggi hati dan pongah. Seakan berkat tersebut hanya karena usahanya. Dalam hal ini, bisa jadi berkat tersebut menjadi kutuk. Karena secara langsung dengan kesombongan yang melekat pada berkat, orang tersebut tidak takut akan Tuhan.
Amsal 8 : 13
Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.
Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.
Sudahkah kita mensyukuri seluruh berkat yang ”selayaknya” kita terima, kalau sudah.. kita tinggal berbagi... God Bless.
Selamat berkahir pekan, Tuhan memberkati
Js
Tidak ada komentar:
Posting Komentar