Halaman

Teman teman..

silahkan di baca, diulek dan di bumbui...



Selasa, 24 April 2012

DIA NYA Duluan

DIA-NYA DULUAN..
(maaf ya banyak sindiran)

Pernah ada cerita anak SD berkelahi dengan teman nya, kemudian mereka berdua dipanggil ke kantor guru, sambil menangis satu anak berkata “dia-nya duluan.. dia nya duluan huhuhuhuhhu….” Ketika ditanya kenapa kalian berantem, lagi lagi jawabannya “dia-nya duluan.. dia nya duluan huhuhuhuhhu….”…. “ya sudah” kata ibu guru menengahi, sekarang bedamai lagi… dengan mantab si anak berkata “dia-nya duluan.. dia nya duluan huhuhuhuhhu….”
Potongan cerita tadi diingatkan kepada saya ketika saya membaca salah satu ayat alkitab di Matius 5, perikop ini sangat terkenal mengenai kotbah Yesus dibukit. Hari itu Yesus mengajar banyak orang, dia naik ke bukit, mungkin jumlah orang yang mendengarkan beribu orang, tapi yang jelas pada saat itu pasti belum ada microphone dan alat pengeras lainnya, tapi dengan tegas Yesus bisa ber-kotbah dalam lingkungan yang sederhana. Ketika kita terpaku pada ruangan, media dan alat yang kita gunakan (bahkan liturgi) untuk beribadah, sering kali hal-hal tersebut yang menjadi terutama, bukan Yesus nya. Apaguna nya merek mic yang terkenal, kalau yang disuarakan immoralitas ?
Kembali ke judul, ayat yang menggugah saya, (walau pun sebenarnya sudah pernah saya dengar) adalah ayat 23 – 24 :
(23) Oleh sebab itu, kalau salah seorang di antara kalian sedang mempersembahkan pemberiannya kepada Allah, lalu teringat bahwa ada orang yang sakit hati terhadapnya, (24) hendaklah ia meninggalkan dahulu persembahannya itu di depan mezbah, lalu pergi berdamai dengan orang itu. Sesudah itu, dapatlah ia kembali dan mempersembahkan pemberiannya kepada Allah.
Minggu lalu saya diingatkan oleh seorang Pendeta yang berkata “ketika kita merasa Firman yang kita dengar biasa biasa saja, atau sudah sering kita dengar, sehingga kita tidak lagi memperhatikannya, maka pada saat itu kita memcegah iman kita untuk bertumbuh” dan ini saya praktekkan agar tetap rendah hati membaca Firman untuk membiarkan Iman saya bertumbuh. Bukankah banyak kita lihat apabilah kotbah sudah sering mereka dengar, mereka akan memainkan HP, iPad dan bb nya selama kotbah ? bahkan keluar gereja untuk merokok ? J  lagi lagi saya yakin dulu murid murid Yesus tidak punya bb dan iPad.
Kembali ke ayat 23-24, jelas sekali dalam ayat ini, kalau kita merasa dan teringat bahwa ada orang yang sakit hati kepada kita, sekali lagi orang lain yang sakit hati pada kita, segera kita harus menyelesaikannya sebelum kita beribadah tanpa berkata “dia-nya duluan.. dia nya duluan huhuhuhuhhu….”
Firman ini berbicara bukan masalah kita yang disakiti, tetapi orang lain yang terluka oleh perkataan, perbuatan dan tingkah laku kita bahkan gaya hidup kita…. Bah  berats juga ya jadi pengikut Kristus J. Bukankah banyak juga yang dating ke gereja mempersembahkan dari ratusan sampai jutaan rupiah sementara sebelumnya ke gereja kita menyakiti istri, suami, anak-anak, rekan kerja dll, bukankah ada diantara kita yang dengan sengaja bergaya hidup menyebalkan orang lain dengan gossip, pandang rendah dan menghujat orang lain ?
Bukan masalah benar atau salah atau “dia-nya duluan.. dia nya duluan huhuhuhuhhu….” Tetapi respon kita terhadap Firman ini, sebab persembahan yang berkenan dan diterima Allah harus dikerjakan dengan sungguh sungguh. Butuh pengorbanan untuk meminta maaf kalau kita menganggap diri kita benar, lebih mudah meminta permen digereja J tetapi itulah pikul salib ¿
Soal memberi persembahan dengan vulgar dan agar telihat baik juga dikotbahkan Yesus di Matius 6 dengan berkata
(2) Jadi, kalau kalian memberi sedekah kepada orang miskin, janganlah menggembar-gemborkan hal itu seperti yang dilakukan oleh orang-orang munafik. Mereka suka melakukan itu di dalam rumah ibadat dan di jalan raya, supaya dipuji orang. Ingatlah, mereka sudah menerima upahnya. (3) Tetapi kalian, kalau kalian memberi sedekah, berikanlah dengan diam-diam, sehingga tidak ada yang tahu. (4) Biarlah perbuatanmu itu tidak diketahui oleh siapa pun, kecuali Bapamu di surga. Ia melihat perbuatanmu yang tersembunyi itu dan akan memberi upah kepadamu."
Seandainya kita ingin menyumbang gereje, panti asuhan dan bentuk social lainnya agar telihat baik, ramah berbudi dan merciful, maka sebaiknya kita baca dan renungkan lagi perikop ini. Saya pikir Yesus ingin mengajarkan buat kita tentang merendahkan hati kita biar hanya Yesus yang dipermuliakan bukan diri dan pribadi kita…
Jadi lebih baik dalam pesta gereja mengadakan lelang tertutup dari pada lelang terbuka…sada..dua…tolu……. J
Mohon maaf kalau ada yang tidak berkenan, hanya mengekpresikan apa yang saya dapatkan hari ini.
Thanks
Tuhan Yesus Memberkati
js

Jumat, 17 Februari 2012

Boasa Ikkon Jugul.. Kenapa sih mesti ngotot..

(tulisan pertama di tahun 2012)

Pernah sekali dalam perjalanan keluar kota di ruas jalan yang tidak terlalu lebar terjadi kemacetan. Ndak seperti di kota besar, dikampung kami, sedikit melambat saja sudah kita bilang macet. Pada saat itu ruas jalan yang macet adalah ruas jalan yang berlawanan dengan yang kami lalui, sehingga sebenarnya di depan saya (kebetulan saya yang nyetir, karna memang sudah hobby menyetir) lenggang, tetapi tetap harus melambat. Entah dari mana asalnya tiba-tiba sebuah motor dengan santainya dari arah yang berlawanan mencoba memotong tepat di depan kendaraan yang saya setir, darah batak naik sehingga dengan sengaja pula ku gas lah attongan sampai dia terseok seok untuk menghindar, akhirnya kaca spion motor nya bersinggungan dengan kaca spion mobil yang ku setir. Memang tak ada yang parah tapi ada hal yang sangat mengganjal di hati ku… (melankolis otik).
Seringkali Yesus dalam mengadakan mujizat kesembukan di dahui oleh belas kasihan, setidaknya tertulis 8 kali Yesus melakukan “sesuatu banget” di dahului dengan kata “tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan”.
Belas kasih dalam kamus bahasa Indonesia di jelaskan : rasa kasih karena iba.
Kasih : perasaan sayang
Pengertian di kamus terasa marbulut bulut (maaf bagi para pakar bahasa), tetapi pengertian yang sederhana menurut saya, karena kita merasa sayang sehingga kita melakukan sesuatu yang baik bagi objek.

Ternyata kasih merupakan penggerak dari perbuatan baik, kasih merupaka engine yang ampuh untuk melakukan hal yang berdampak positif bagi orang lain.

Kembali ke jugul.
Di kampung kami, kata jugul identik dengan orangnya, artinya kalau ndak jugul berarti bukan orang Sidikalang, ciri khas ini melekat sebagai suatu identitas (bisa di banggakan, bisa juga tidak). Bayangkanlah, banyak sekali orang tua di kampung kami yang jugul (ngotot) untuk menyekolahkan anaknya keluar kota dan pulau walau dengan kesulitan ekonomi dan komunikasi, sehingga bisa dibanggakan banyak abang-abang angkatan saya yang sudah sangat sukses di profesi masing masing, Saya masih ingat cerita orang tua saya, betapa jugulnya mereka mencari tambahan pemasukan selain gai pegawai negeri (baca : guru), dan kadang kala juga sangat jugul (tidak merasa malu) untuk meminjam sana sini untuk biaya sekolah kami kalau ada keperluan mendadak. Disatu sisi, kadang kadang saya jugul juga (dulu) pengang kartu joker-remi tiap malam untuk mencari tambahan uang kuliah (hahahahahahahahahaa, gok donganku songon au).

Suatu ketika Yakup juga jugul bergelut dengan malaikat Tuhan. Yang sebelumnya dia adalah penipu, tetapi karena kegigihannyan bergelut (tidk mau melepaskan Tuhan), sehingga dia ganti namanya menjadi Israel. (Kej 32 : 1-21). Sebenarnya Tuhan juga mengajarkan kita untuk jugul meminta, didalam Matius 7 : 7 dikatakan, kalau minta ndak dikasih maka carilah, kalau dicari belum dapat maka ketuklah.. artinya spirit jugul, atau doa tak henti henti, tidak mudah menyerah diperlukan untuk membuat kita selalu dekat dengan Tuhan.

Saya juga teringat dengan kenalan saya yang dengan gigih mempertahankan pernikahannya, walaupun pasangannya sudah menuntut untuk cerai, tapi dengan kekuatan kasih dia terus ngotot dengan Tuhan agar perceraian tidak terjadi. Ada juga ampara saya yang sangat gigih untuk menjaga kesehatan dengan pola makan dan olahraga yang seimbang untuk tetap fit pasca serangan stroke. Sungguh luar biasa orang orang seperti ini.

Ternyata jugul ndak salah asal dilandasi oleh belas kasihan.
Silahkan jugul untuk berdoa, ngotot untuk berbuat baik, datdati marminggu, kejarlah kemuliaaan Tuhan melalui perkataan dan perbuatan.
Stop untuk tetap jugul bedebat kusir, jugul untuk focus pada kesalahan (hal negative), atau stop tetap jugul bebuat dosa…daga….
Atau stop jugul bebohong di persidangan J


Jangan lupa tetap jugul berorahraga !!! dan matikan listrik kalau tidak diperlukan… hahahahaha

Js
Balikpapan (02/12)

Minggu, 27 November 2011

Bersandar di Dinding Putih Pakai Kemeja Hitam

(tergantung cat nya sih….)

Bukan tidak mungkin banyak diantara kita yang bersandar pada sesuatu seperti sesuatu itu merupakan segalanya, bukan sekedar sesuatu lagi. (kalau kalimat ini susah di mengerti, boleh baca kalimat berikut ini).
Jika kita menganggap sesuatu lebih penting dari segalanya, maka segalanya menjadi sangat kecil artinya (masih belum jelas juga ?... baca kalimat berikut).
Hal yang nampak lebih penting dari hal yang tidak kelihatan ??? ndak lah….
Begini,
Waktu kita membangun rumah, seringkali kita sangat mengahbiskan waktu untuk pemilihan cat, interior, fisnishing bahkan pernik pernik lain. Kita beranggapan semuanya itu dapat membuat kita nyaman untuk tinggal di rumah tersebut.
Kasus kedua, sering kali kita menganggap pekerjaan kita yang terutama, sehing 90% waktu kita tercurah untuk menghasilkan performa yang baik dan menyenangkan hati hirarki.
Atau, sering kali kita ingin melayani di gereja, latihan, latihan dan latihan agar pada saat performance seluruh orang yang mendengarnya akan berdecak kagum.
Sehingga sering kita tidak menyadari, kalau rumah yang nyaman akan tercipta karena ada kasih didalamnya regardless warna cat, dan bahan ubin nya. Atau pekerjaan menjadi tuhan, sehingga kita lupa siapa Tuhan sesungguhnya yang memberi perkerjaan. Atau kita lebih senang untuk menyenangkan telinga manusia saat kita bernyanyi dari pada menyenangkan hati Tuhan. Kita takut menjadi celaan manusia, dan lebih baik melanggar (sedikit) suara hati Tuhan ?
Saya teringat akan cerita Tuhan Yesus pada saat memberi makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 potong ikan. Setelah peristiwa besar itu terjadi, dia menyuruh para muridnya untuk pergi dan menyeberang terlebih dahulu (pada saat itu saya yakin ndak ada kolekte, kalau tidak pasti Tuhan Yesus suruh murid murid nya untuk mangetong durung-durung… daga).
Tetapi Yesus pergi sendiri untuk naik ke gunung dan Dia sendirian di sana berdoa kepada Bapanya. Di tengah kelelahannya bekerja (berkotbah) dia memberikan waktu yang terbaik untuk bersekutu dengan BapaNya, sebab Dia tahu Dia harus bersandar kepada “SESUATU” yang tidak luntur.
Bahkan diceritakan kemudian, setelahnya Yesus berjalan diatas air, jelas ini karna Dia baru saja bersekutu dengan Bapa (walaupun saya yakin, Yesus bisa berjalan kapan saja diatas Danau Toba….)
Saya sering bersandar pada dinding yang cat putih dengan kemeja hitam… saya sering salah menganggap yang terutama dalam suatu perkara. Bahkan sering esensi dari sesuatu menjadi hilang karena sesuatu yang lain. Bukan kah yang terutama dalam hidup ini meninggikan nama Yesus ? Bukankah yang terutama dihidup ini menyenangkan hati Bapa ?
Saya jadi teringat Jembatan di Kutai Kerta Negara yang baru saja runtuh, hanya dengan umur 11 tahun yang seharusnya bisa bertahan 40 – 100 tahun, korban tewas belum tahu pasti jumlahnya, tapi pasti sudah banyak yang bersedih. Saya juga ikut sedih, ternyata pemberitaan lebih banyak ke arah, kenapa runtuh, apakah jembatan dibangun tidak sesuai spec, apakah maintenance nya tidak dikerjaakan dll. Bahkan posting di grup bb dan lainnya juga banyak yang mengecam. Bukankah (kalau menurut saya) terlebih dahulu “mangapuli” /menghibur para korban ?
Tapi seperti kata pemazmur
Ya TUHAN, janganlah menghukum aku dalam murka-Mu, dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan amarah-Mu. Kasihanilah aku, TUHAN, sebab aku merana; sembuhkanlah aku, TUHAN, sebab tulang-tulangku gemetar, dan jiwakupun sangat terkejut; tetapi Engkau, TUHAN, berapa lama lagi? Kembalilah pula, TUHAN, luputkanlah jiwaku, selamatkanlah aku oleh karena kasih setia-Mu. Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati?
Lebih baik bersandar pada Tuhan, daripada tembok yang cat nya luntur.
Lebih baik mengandalkan Tuhan dari pada manusia

Selamat awal minggu
God Bless
Js – Balikpapan 28/11/11

Senin, 14 November 2011

Melangkah kedepan, melihat ke atas.

(Tuhan Menetapkan Langkah)

Di lapo banyak orang main catur, dan disana tidak sedikit juga orang yang menonton sambil minum tuak, bahkan ada beberapa terlihat lebih pintar dari yang main catur dengan komentar dan bahasan dari setiap langkah yang di gerakkan oleh pemain. Ada yang membantu sipemain untuk menetapkan langkah yang benar, tidak sedikit pula mengganggu konsentrasi si pemain. Biasanya di lapo, ada juga sekelompok prang yang bernyanyi, diiringi tarikan gitar yang sering kali tidak tune, dan lagu khas trio 1 – 3 – 5. Digitarnya sering sekali ada stiker gambar 2 telapak tangan dan ada pas photo ditengah dengan tulisan “hidupku di tanganMu”. Entah kenapa stiker itu sangat melekat dalam bayangan saya, apalagi biasanya pas photo yang ditempel, biasanya diambil dari rapot SD yang sudah tidak dipergunakan lagi, ada bekas stempel di samping photo nya (bababahhhh…. Melantur..)
Permainan catur begitu menarik sebab ada scenario yang tersembunyi dan sesungguhnya, bukan pion lawan pion, atau castle lawan castle atau raja lawan raja, tetapi brain versus brain. Ada dua pribadi yang sedang mengajukan proposal saling tawar menawar untuk akhirnya memenangkan peperangan. Yang kalah tidak akan mati, yang menang tidak akan kaya, kecuali taruhan. Dulu waktu muda (sekarang so tua), pernah taruhan pom bensin sama teman main catur….
Kami mempertaruhkan 1 pom bensin yang berada dekat kampus, siapa yang menang main catur, akan memenangkan pom bensin tersebut artinya boleh isi bensin motor disana, dan siapa yang kalah tidak akan bisa lagi mengisi bensin disana… hehehehehe..
Cerita mengenai langkah langkah, dalam kehidupan kita, sering kita mempunyai rensana, atau tarok lah visi dalam kehidupan kita. 5 tahun lagi mau nikah (lagi), pengen punya mobil, pengen punya rumah, pengen punya anjing…. Banyak keinginan kita. Untuk mencapai tujuan tersebut, kita buat banyak rencana, menabung, marsimokkel (korupsi) duit belanja dan lain-lain.
Lalu banyak juga yang berusaha keras untuk mencapai tujuannya dengan segala cara, kalau tidak dapat jodoh, maka dukun bertindak, kalau tidak dapat jabatan maka dukun pun bisa bikin SK. Bahkan yang paling ekstrim, kalau ndak bisa punya anjing peliharaan, paling tidak sering makan b1.
Ini serius..,
Kadang kita juga bingung menentukan langkah yang benar (seturut dengan kehendak Tuhan) dalam kehidupan kita. Apa pilihan yang kita tetapkan berdampak baik buat kita, dan orang disekitar kita. Lama saya merenung, bagaimana caranya agar setiap rencana dalam kehidupan kami tidak membawa end result yang negatif. Ternyata jawabannya simple
Maz 23 : 40
Tuhan menetapkan langkah langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya.
Kata kuncinya ada di “yang hidupnya berkenan”. Jadi untuk memiliki langkah-langkah yang safe, aman dan benar, hiduplah bekenan kepada Tuhan. Segala yang baik, yang mulia yang tidak mementingkan diri sendiri itulah yang berkenan. Sebab rancanganNya jauh seperti langit dibandingkan rancangan kita yang seperti bumi. Cukup berdiam dalam tangan Tuhan, seperti stiker di awal tulisan, hidupi keselamatan dengan takut dan gentar.

Selamat berakhir pekan Tuhan memberkati
Jangan lupa untuk melangkah dan lihat ke atas.
Js
(parhuta-huta)

Jumat, 21 Oktober 2011

Mangubit ubit.

Banyak orang yang tidak suka dengan kata “mangubit-ubit” sebab sesunggunya dalam bahasa Indonesia bisa diartikan menjadi “komat-kamit”. Kalau di defenisikan maka mangubit-ubit adalah menggerakkan otot bibir atas dan bawah untuk melafalkan sesuatu yang kurang jelas didengar orang lain tapi si pelaku “ubit-ubit” akan berhasil mengekspresikan perasaannya sendiri. Mudah mudahan definisi saya ini tidak menyinggung ahli bahasa di Negara ini.. (hahahaha).
Datu atau dukun sering juga menggunakan modus ini dalam menjalankan prakteknya ‘mamulung ubat’ atau membaca mantra.
Di kampungku di Sidikalang, kata “mangubit-ubit” biasanya di asosiasikan dengan 2 kata lain yaitu “ihur ni manuk”, akan menjadi “mangubit-ubit songon ihurni manuk” (santabi bolon ma di hita sude…), atau komat kamit seperti pantat ayam…. (maaf dengan penggunaan kata ini…).
Ubit-ubit juga dipakai dalam seni musik, terbukti ada lagu yang dinyanyikan tahun 80-an oleh Koes Plus yaitu
“ubit-ubitan,,, oh..Senggol-sengolan….. “ (daga…)
Tapi bukan itu tujuan dari tulisan ini,
Banyak pria (baca suami) yang saya lihat sangat menjaga area komat-kamit dalam kehidupannya, bersikap cool dan sedikit bicara diambil menjadi mazhap komunikasinya, yang bertujuan untuk meningkatkan level wibawa ditengah komunitas dan keluarga. Sanking mengakarnya style ini, sehingga kosa kata yang didikeluarkan dalam satu hari kurang dari 8000. Sebagai perbandingan, rata-rata pria akan memperkatakan ~10000 per hari, wanita 15000 kata per hari dan ibu mertua 17000 kata per hari (hahahahhahaha).
Lagi-lagi bukan ini tujuan dari tulisan ini,
Yang penting dalam hal berkomunikasi adalah, pesan yang kita sampaikan 100% dimengerti oleh partner kita berbicara, bahkan dalam definisi yang lain, komunikasi yang berhasil adalah seluruh perkataan yang kita ucapkan dimengerti lawan bicara dan meresponinya. Saya tertarik dengan kata respon.
Contoh. Seseorang yang berdoa pribadi, kemungkinan besar akan komat-kamit bukan ? (alias mangubit-ubit). Ternyata komat-kamit adalah salah satu tool yang sangat efektif untuk kita gunakan untuk berhubungan dengan Tuhan, bahkan dengan mangubit-ubit kita pasti akan direspon oleh Tuhan. Kata respon bisa berarti « ya », « tunggu » atau « bukan itu yang terbaik bagimu ». Sebab kita tahu Tuhan pasti menjawab doa, walaupun dengan mangubit-ubit.
Matius 7 : 7
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Yak 5:13
Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi!

Yak 5:16
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

Dengan demikian, lebih baik menurut saya kita mengubit-ubit untuk berbincang dengan Tuhan dari pada kita bersikap sedikit bicara dan cool terhadap Dia.
Dibeberapa keluarga yang saya kenal, para suami sangat jarang untuk memimpin doa keluarga, bahkan kaum ibu mengambil alih fungsi imam yang seharusnya di tangan kaum pria. Pria dengan segala ke-cool-an nya tidak berusaha untuk meningkatkan ubit-ubitnya untuk tujuan yang baik demi menjaga gengsi wibawa. Seharusnya lebih baik mangubit-ubit (komat-kamit) untuk Tuhan dari pada berdiam diri dan tidak berdoa. Sebab doa orang benar bila dengan sungguh sungguh di doakan besar kuasanya.
Untuk itu, saya berpendapat, mari kita lebih banyak mangubit-ubit di kala senang, susah, kenyang dan lapar, untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Bukan untuk membicarakan kejelekan orang lain, fitnah, dan gossip.
Suatu saat saya rindu untuk kata mangubit-ubit tidak berasosiasi dengan ayam (manuk) lagi, tapi setiap kita mengingat/mendengar kata mangubit-ubit, kita akan teringat akan doa..
Sudah berdoa hari ini ¿

Js
Balikpapan 21 Oct 2011

Kamis, 06 Oktober 2011

Atas Nama Ayam.



Ayam adalah sejenis unggas yang berkaki 2, kalau kakinya di rebus agak lama setelah kulit luarnya dibuang, maka akan menjadi santapan yang enak. Kadang menjadi dim-sum, kadang menjadi ceker goreng. Hampir seluruh bagian dari tubuh ayam dapat dimakan, kecuali bulu dan kuku nya,… eh paruhnya juga tahe..



Waktu kecil saya suka paha ayam, sekarang paling suka habong (sayap) dan cekernya…



Beberapa waktu lalu saya memikirkan betapa baiknya ayam-ayam ini berkorban untuk saya, kalau dihitung dari mulai kecil, mungkin sudah lebih 1000 ayam yang mendukung pertumbuhan, vitalitas dan stamina saya dengan mengorbankan dirinya sendiri…. Belum menghitung anak anak nya (baca telor) yang utuh yang sudah kita makan sampai sekarang….



Tetapi ternyata pengorbanan yang ayam berikan tidak terlalu berkesan pada manusia, mungkin karena kesombongan manusia yang telah di beri mandat oleh Tuhan untuk menjadi penguasa di bumi, laut dan udara. Dan menjadi ciptaan masterpiece..



Bukan hanya tidak menghargai, tetapi manusia sering juga menjadikan ayam menjadi objek dari ejekan :
· Kalau penakut dibilang lah kayak “ayam », chicken…
· Kalau sedikit binal, dibilanglah ayam kampus… banyak assosiasi yang lain
· Kalau sedikit kurang pintar, dibilanglah kayak manuk sioto…
· Silahkan tambahkan sendiri….



Mungkin di kalangan per-ayam-an, mereka sudah sakit hati dan akar pahit kepada manusia, mungkin mereka lagi merencanakan pemboman berantai untuk menghancurkan peradapan manusia, mungkin mereka merencanakan minum (mematuk) racun, agar manusia yang memakan mereka juga kena racun, mungkin banyak hal-hal negatif yang yang mereka rencanakan… saya curiga flu burung yang beberapa saat lalu di khawatirkan oleh dunia, merupakan konspirasi ayam dan unggas lain… (mudah mudahan saya tidak dituntuk mahkamah ayam atas tulisan ini… daga..)



Untuk itu saya menulis atas nama ayam,
Jangan mendeskreditkan ayam dan mengasosiasikan mereka dengan hal yang negatif, sebab sejujurnya pengorbanan mereka sangat signifikan.



Lalu apa tidakan kita ¿



Sesungguhnya perkataan dan pemikiran negatif yang kita sampaikan kepada ayam (atau sesama) dapat menimbulkan sakit hati dan kepahitan bagi orang tersebut. Perkataan kita bisa memberi kehidupan atau kematian. Meredupkan potensi bahkan membunuhnya, sehingga timbul niat untuk berbuat yang tidak baik, seperti yang saya imaginasikan di dunia per-ayam-an.
Setiap ucapan dan pemikiran (termasuk yang negative) harus dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan, mari baca
Matius 5 : 37
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.



Amsal 18 : 21
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya



Kita dikehendaki Tuhan untuk konsisten dalam berkata-kata, konsisten terhadap konsekwensi dosa dan kebenaran. Sehingga tidak ada istilah manis di bibir untuk menyenangkan telinga orang, sebab telinga Tuhanlah yang harus disenangkan. Tentu Tuhan memberi hikmat bagaimana caranya agar tidak menjadi sandungan.
Seringkali juga saya tidak bisa mengekang perkataan, lalu bagaimana caranya ¿



Mari baca Mazmur 141 : 3
Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku.



Tiada cara lain selain menyerahkan pada TUHAN. Sangking dasyatnya konsekwensi dari perkataan, maka Tuhan pun mau turut campur untuk mengekangnya…

Untuk ayam saya berpesan untuk tetap sabar dan tekun dalam intimidasi dan penzoliman, sebab dirumah kami, kalian menjadi idola karna diperebutkan 2 anak kami pada saat makan.
Untuk kita, mari stop untuk menegatifkan ayam (atau sesama) sebab dampaknya buruk bagi keduabelah pihak, sebagai renungan mari hargai jasa jasa ayam dengan menjawab pertanyaan berikut :
1. Sudah berapa ayam yang kita santap selama kita hidup
2. Sudah berapa butir telur yang kita santap selama kita hidup
3. Apakah ayam pernah membuat kita sakit hati ¿



Terimakasih
Tuhan Memberkati
Js (Balikpapan – 05 October 2011)

Senin, 27 Juni 2011

Godok godok di pasar lebih berharga dari pada emas di bulan…

Harga emas yang melambung dengan fluktuasinya membuat banyak orang mengalihkan investasi dari deposito ke tabungan emas. Sebaliknya di sisi kehidupan lain harga godok-godok merangkak mengikuti harga inflasi tepung dan minyak goreng. Dua sisi yang tidak berhubungan sama sekali dalam hal ekonomi, paling paling hubungannya emas bisa bersentuhan dengan godok-godok pada saat sipemakan godok-godok memakai cincin emas.

Sebelum lebih jauh ngelanturnya, saya mau menggambarkan dulu apa yang dimaksud dengan godok-godok. Benda ini terbuat dari pisang yang diunyek-unyek sampai mampus dicampur dengan tepung dan gula kemudian digoreng berbentuk bola-bola kecil, lebih besar dari bola golf tetapi lebih kecil dari bola tenis. Dimakan sangat enak pada saat hangat. Hehehehe.. harganya dulu waktu saya esde Rp.25,- per-satuan. Sekarang katanya sudah mencapai Rp.250,- per-satuan, daga !!!, sudah naik 10 kali lipat….

Begini ceritanya,
Seorang lapar akan memilih godok-godok di pasar di bandingkan siap-siap pergi ke bulan untuk mengambil emas. Lagian dengan berat yang sama, lebih enak dilempar kena kepala pake godok-godok dari pada emas. Tapi tidak menjadi lucu juga kalau pada saat pernikahan cincin emas di ganti dengan cincin dari godok-godok yang dilobangi seperti donat. Seperti kata pengkotbah untuk semua ada waktu dan masanya, ada waktu menanam, menuai dan mengumpulkan batu. Hahahahhahahahaa…

Bercanda mengenai Godok Godok mengingatkan saya akan pentingnya sesuatu tergantung pada waktu dan keadaan. Seperti perumpaan diatas, emas sebesar kepala kerbo tidak akan ada artinya pada saat haus di padang gurun. Bahkan mobil humvy dengan mesin súper sanggih tidak ada gunanya saat melewati jalan setapak. Semua tepat pada waktu dan tempat yang baik.

Cerita mengeenai Maria, Marta dan Lasarus mungkin sudah sering kita dengarkan, banyak yang bilang jadilah seperti Maria yang mengambil bagian yang terbaik dengan duduk diam di kaki Yesus. Tapi jangan pula beranggapan bahwa menjadi Marta itu adalah hal yang tidak baik. Sebenarnya apa yang dikerjakan Marta pada saat itu adalah baik, dia memasak, mempersiapkan segala sesuatu, pabolak amak dll, tetapi ketika Marta berkata "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." (Luk 10: 40). Inilah yang membuat reputasi Marta turun sebab dia “tidak suka” melihat Maria yang tenang-tenang saja. Seandainya Marta tidak protes pada Yesus saat itu, maka dia pun akan menjadi bagian terbaik. Sedangkan Lasarus saudara laki-laki mereka diceritakan dibangkitkan oleh Yesus dari kematian. Ketiga karakter ini seharusnya ada dalam diri kita menjadi satu kesatuan yang utuh :
Marta melayani fisik Yesus, ini berbicara pelayanan kita buat sesama, membantu orang yang tidak seberuntung kita.
Maria melayani keilahian Yesus, berbicara mengenai hubungan dekat kita dengan Allah, persekutuan pribadi dan doa doa kita.
Lasarus menggenapkan kuasa kebangkitan Yesus, berbicara mengenai iman dan keselamatan.
Lalu apa hubungannya dengan godok godok,.... emas dan godok-godok, atau katakan lah hal kecil dan perkara besar harus selalu ada dalam kehidupan kita, tetapi kita harus setia terhadap keduanya, melakukannya dengan sungguh sungguh tetapi pada waktu yang tepat, adalah sangat janggal pada saat kebelet, kita doa puasa dulu, atau pada saat kotbah di punguan marga, kita marhobas dulu. Kata pengkotbah 3 :1

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.

Ada waktunya makan godok-godok, ada pula waktunya beli gigi emas. Tetapi lakukanlah segala sesuatu dengan takut dan gentar dan penuh rasa syukur. Sebab ada kalanya, godok-godok akan terasa sangat nikmat bila dikunyah dengan gigi emas...


Selamat menjelang libur tengah minggu
Kapan terakhir kali makan godok godok ?
God Bless
Js (28/06)