DIA-NYA DULUAN..
(maaf ya banyak sindiran)
Pernah ada cerita anak SD berkelahi dengan teman nya, kemudian mereka berdua dipanggil ke kantor guru, sambil menangis satu anak berkata “dia-nya duluan.. dia nya duluan huhuhuhuhhu….” Ketika ditanya kenapa kalian berantem, lagi lagi jawabannya “dia-nya duluan.. dia nya duluan huhuhuhuhhu….”…. “ya sudah” kata ibu guru menengahi, sekarang bedamai lagi… dengan mantab si anak berkata “dia-nya duluan.. dia nya duluan huhuhuhuhhu….”
Potongan cerita tadi diingatkan kepada saya ketika saya membaca salah satu ayat alkitab di Matius 5, perikop ini sangat terkenal mengenai kotbah Yesus dibukit. Hari itu Yesus mengajar banyak orang, dia naik ke bukit, mungkin jumlah orang yang mendengarkan beribu orang, tapi yang jelas pada saat itu pasti belum ada microphone dan alat pengeras lainnya, tapi dengan tegas Yesus bisa ber-kotbah dalam lingkungan yang sederhana. Ketika kita terpaku pada ruangan, media dan alat yang kita gunakan (bahkan liturgi) untuk beribadah, sering kali hal-hal tersebut yang menjadi terutama, bukan Yesus nya. Apaguna nya merek mic yang terkenal, kalau yang disuarakan immoralitas ?
Kembali ke judul, ayat yang menggugah saya, (walau pun sebenarnya sudah pernah saya dengar) adalah ayat 23 – 24 :
(23) Oleh sebab itu, kalau salah seorang di antara kalian sedang mempersembahkan pemberiannya kepada Allah, lalu teringat bahwa ada orang yang sakit hati terhadapnya, (24) hendaklah ia meninggalkan dahulu persembahannya itu di depan mezbah, lalu pergi berdamai dengan orang itu. Sesudah itu, dapatlah ia kembali dan mempersembahkan pemberiannya kepada Allah.
Minggu lalu saya diingatkan oleh seorang Pendeta yang berkata “ketika kita merasa Firman yang kita dengar biasa biasa saja, atau sudah sering kita dengar, sehingga kita tidak lagi memperhatikannya, maka pada saat itu kita memcegah iman kita untuk bertumbuh” dan ini saya praktekkan agar tetap rendah hati membaca Firman untuk membiarkan Iman saya bertumbuh. Bukankah banyak kita lihat apabilah kotbah sudah sering mereka dengar, mereka akan memainkan HP, iPad dan bb nya selama kotbah ? bahkan keluar gereja untuk merokok ? J lagi lagi saya yakin dulu murid murid Yesus tidak punya bb dan iPad.
Kembali ke ayat 23-24, jelas sekali dalam ayat ini, kalau kita merasa dan teringat bahwa ada orang yang sakit hati kepada kita, sekali lagi orang lain yang sakit hati pada kita, segera kita harus menyelesaikannya sebelum kita beribadah tanpa berkata “dia-nya duluan.. dia nya duluan huhuhuhuhhu….”
Firman ini berbicara bukan masalah kita yang disakiti, tetapi orang lain yang terluka oleh perkataan, perbuatan dan tingkah laku kita bahkan gaya hidup kita…. Bah berats juga ya jadi pengikut Kristus J. Bukankah banyak juga yang dating ke gereja mempersembahkan dari ratusan sampai jutaan rupiah sementara sebelumnya ke gereja kita menyakiti istri, suami, anak-anak, rekan kerja dll, bukankah ada diantara kita yang dengan sengaja bergaya hidup menyebalkan orang lain dengan gossip, pandang rendah dan menghujat orang lain ?
Bukan masalah benar atau salah atau “dia-nya duluan.. dia nya duluan huhuhuhuhhu….” Tetapi respon kita terhadap Firman ini, sebab persembahan yang berkenan dan diterima Allah harus dikerjakan dengan sungguh sungguh. Butuh pengorbanan untuk meminta maaf kalau kita menganggap diri kita benar, lebih mudah meminta permen digereja J tetapi itulah pikul salib ¿
Soal memberi persembahan dengan vulgar dan agar telihat baik juga dikotbahkan Yesus di Matius 6 dengan berkata
(2) Jadi, kalau kalian memberi sedekah kepada orang miskin, janganlah menggembar-gemborkan hal itu seperti yang dilakukan oleh orang-orang munafik. Mereka suka melakukan itu di dalam rumah ibadat dan di jalan raya, supaya dipuji orang. Ingatlah, mereka sudah menerima upahnya. (3) Tetapi kalian, kalau kalian memberi sedekah, berikanlah dengan diam-diam, sehingga tidak ada yang tahu. (4) Biarlah perbuatanmu itu tidak diketahui oleh siapa pun, kecuali Bapamu di surga. Ia melihat perbuatanmu yang tersembunyi itu dan akan memberi upah kepadamu."
Seandainya kita ingin menyumbang gereje, panti asuhan dan bentuk social lainnya agar telihat baik, ramah berbudi dan merciful, maka sebaiknya kita baca dan renungkan lagi perikop ini. Saya pikir Yesus ingin mengajarkan buat kita tentang merendahkan hati kita biar hanya Yesus yang dipermuliakan bukan diri dan pribadi kita…
Jadi lebih baik dalam pesta gereja mengadakan lelang tertutup dari pada lelang terbuka…sada..dua…tolu……. J
Mohon maaf kalau ada yang tidak berkenan, hanya mengekpresikan apa yang saya dapatkan hari ini.
Thanks
Tuhan Yesus Memberkati
js